SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 14 desa di Kabupaten Pemalang terancam kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Terdapat sekitar 100 ribu warga yang diperkirakan terdampak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang Wahadi mengatakan, musim kemarau pada tahun ini diprediksi pada Mei atau Juni.
"Tapi sampai saat ini kami belum terima laporan adanya kekeringan. Di beberapa wilayah masih turun hujan," kata Wahadi, Selasa (25/5/2021).
Wahadi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi kemarau, antara lain menyiapkan droping air bersih di desa-desa yang rawan kekeringan.
"Kami juga sudah memberikan bantuan torent air kapasitas 5.000 liter dan 2.000 liter. Jumlahnya 50 torent tahun ini. Kalau sama tahun kemarin berarti jumlahnya sudah ada 70 torent. Itu diberikan di dua kecamatan, yaitu Pulosari dan Belik," ungkapnya.
Bantuan torent tersebut sudah disalurkan pada 1 April 2021 untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau yang diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mulai berlangsung pada Mei.
"Bantuan torent itu kami luncurkan itu 1 April karena ramalan BMKG Mei kan kemarau, tapi ini Mei masih hujan, jadi musim kemaraunya mundur," ucapnya.
Menurut Wahadi, di Kecamatan Pulosari dan Belik terdapat 14 desa yang rawan kekeringan setiap musim kemarau. Terdiri dari 12 desa di Kecamatan Pulosari dan dua desa di Kecamatan Belik.
"Kalau jumlah warganya yang perkiraan terdampak ya sekitar 100.000 jiwa di 14 desa itu. Itu sudah langganan," ujarnya.
Baca Juga: Kisah Pemudik Lewati Pos Penyekatan Karawang untuk Menikah di Pemalang
Adapun untuk air bersih yang disiapkan untuk didroping menurut Wahadi jumlahnya sekitar 700 tangki. Satu tangki memiliki kapasitas 5.000 liter.
"Tahun lalu Juli sudah mulai droping. Tahun ini diprediksi Juni atau Mei kemarin. Cuma kan ternyata ini masih ada hujan. Tapi kami siap kalau setiap saat droping," ucapnya.
Wahadi memperkirakan jumlah air bersih yang disiapkan tersebut akan mencukupi kebutuhan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan. Apalagi musim kemarau tahun ini diperkirakan akan mundur.
"Tahun lalu itu hujannya maju, jadi droping air bersih yang kami siapkan tidak bisa terserap semua. Bulan November sudah hujan. Jadi cuma empat bulan dari Juli," ujar Wahadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar