SuaraJawaTengah.id - Tidak seluruh sektor perekonomian ambruk digulung pandemi Covid-19. Bisnis tanaman hias dan bonsai justru menunjukan sinyal positif.
Iwan Widiatmoko, pemilik usaha tanaman hias dan bonsai, Kebonsae Borobudur mengatakan, bisnis bonsai justru jadi penolong ekonomi keluarganya di masa pandemi.
Di saat omzet jenis usaha lainnya turun, penjualan bonsai justru naik sekitar 50 persen. “Di situasi pandemi, bisnis bonsai malah jadi penolong,” kata Iwan saat ditemui pada Pameran dan Kontes Bonsai Songo Doyo, di Balkondes Tuksongo, Borobudur, Senin (31/5/2021).
Menurut Iwan harga jual bonsai cenderung stabil. Bahkan jika dirawat serius, bonsai kualitas bagus bisa laku dijual dengan harga fantastis.
Baca Juga: Pariwisata Masih Sepi, Puluhan Kuda di Resor Ternama Bangladesh Mati Kelaparan
Dalam sebuah pameran bonsai di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, akhir Februari lalu bonsai pemenang kontes diboyong pembeli seharga Rp500 juta.
“Ternyata beberapa minggu setelah masa pandemi mulai, peminat bonsai kok malah naik. Jumlahnya penjualannya memang tidak signifikan seperti daun-daunan hias, tapi ada kenaikan,” ujar Iwan.
Dia menduga, banyak orang jenuh berada di rumah selama masa lock down maupun pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Mereka yang bekerja dari rumah (WFH) memiliki banyak waktu senggang sehingga membutuhkan kesibukan.
“Kemungkinan karena jenuh di rumah. Banyak yang bekerja di rumah. Waktu pandemi kan banyak di rumah, jadi ngurusi bonsai lagi," tuturnya.
Iwan enggan memberikan bocoran berapa harga tawaran tertinggi bonsai yang dipamerkan pada Kontes Bonsai Songo Doyo kali ini. “Soal harga biasanya jadi privasi pemiliknya. Tapi saya menaksir disini ada yang mencapai puluhan juta rupiah,” kata Iwan.
Baca Juga: Imbas Pandemi Covid-19, Ratusan SD dan SMP di Kabupaten Probolinggo Tanpa Kepala Sekolah
Harga jual bonsai yang bisa menyentuh angka fantastis karena proses perawatannya membutuhkan waktu lama. Paling cepat dibutuhkan merawat bonsai 4 sampai 5 tahun untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Berita Terkait
-
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur 2025, Lengkap dengan Cara Belinya Lewat Online!
-
3 Jalur Alternatif Mudik ke Magelang Tanpa Macet dari Semarang, Jogja dan Purwokerto
-
Koar-koar Efisiensi, Mendagri Tito Sebut Dana Retret Rp13 M Bentuk Investasi: Kalau Gak Efisien Kasihan Rakyat
-
Retret Magelang Dilaporkan ke KPK, Mendagri Tito soal PT Lembah Tidar: Kami Tak Peduli Siapa Pemiliknya, Terpenting...
-
Dilaporkan ke KPK, Mendagri Beberkan Alasan Pilih PT Lembah Tidar Jadi Vendor Retret Kepala Daerah
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Tarif Impor Bikin IHSG Babak Belur, Bos BEI Siapkan Jurus Jitu Redam Kepanikan Investor
-
Harga Emas Antam Terpeleset Lagi Jadi Rp1.754.000/Gram
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
Terkini
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati
-
Berkat BRI, Peluang Ekspor bagi Gelap Ruang Jiwa Terbuka Makin Lebar