Dari jalur zonasi ini, kata dia, para guru juga dituntut dapat meningkatkan kemampuan anak didiknya karena kondisi siswa yang tidak lagi homogen.
‘Sekolah Unggulan’ Tidak Bisa Dihapus
Juru Bicara Forum Orang Tua Murid (FOTM) DKI Jakarta Dewi Julia mengatakan keadaan di lapangan berdasarkan pandangannya. Pada kenyataannya, kata dia, masing-masing sekolah masih ada yang ‘unggul’ dalam segala hal seperti pendidikan, pengajaran, dan sistem sekolah.
“Kalau saya melihat ‘sekolah unggulan’ itu tidak bisa dihapuskan,” kata Dewi kepada Ayojakarta, Kamis (24/6/2021).
Dewi memberikan contoh salah satu ‘sekolah unggulan’ di daerah Jakarta Timur yaitu SMA Negeri Unggulan Mohammad Husni (SMANU MHT) Thamrin. Sekolah tersebut bahkan tahun ini ditetapkan menjadi sekolah terbaik nomor 1 di Indonesia. Hal itu berdasarkan hasil pemeringkat Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Dewi menyampaikan bahwa untuk masuk ke sekolah tersebut, membutuhkan seleksi yang cukup panjang dan nilai akademik yang cukup tinggi. Beberapa sekolah yang selama ini dilabeli ‘favorit’ dan ‘unggulan’ juga menurutnya mempunyai standar tersendiri untuk calon peserta didiknya.
Dengan sistem zonasi yang saat ini masih berjalan, menurut Dewi pemerintah harus melakukan observasi apakah anak-anak yang masuk ke ‘sekolah unggulan’ melalui jalur zonasi dapat mengikuti sistem pembelajaran di sekolah tersebut atau tidak.
“Jadi sepertinya itu perlu waktu untuk membuat sekolah menjadi sama rata, menjadi sekolah yang tingkatan dan kualitasnya sama. Itu menurut saya suatu hal yang sulit sekali,” katanya.
Namun, Dewi merasa cukup optimis dengan jalur zonasi kendati membutuhkan proses panjang untuk mendapatkan hasil dan harapan pemerintah.
Baca Juga: Hari Ketiga PPDB Online SMA di Kota Tangerang Masih Eror
Fenomena Pindah Sekolah Demi Masuk ‘Sekolah Unggulan’ Masih Terjadi
Dewi tidak bisa menampik dan seolah menutup mata bahwa hingga hari ini masih ada SMA yang menjadi primadona di mata para orang tua. Hal ini dinilai dari semangat belajar dan pengelolaan sistem pembelajaran.
Dia membeberkan cerita bahwa pada semester lalu ketika ada kesempatan untuk pindah sekolah, banyak orang tua antusias untuk mengajukan data-data perpindahan anak didik dari sekolah yang terpaksa mereka masuki karena sistem zonasi, ke sekolah yang mereka inginkan.
“Mereka berjuang ratusan anak untuk mendapatkan hanya satu sampai lima kursi kosong. Itu perjuangan mereka karena balik lagi tadi ke ‘sekolah unggulan’,” cerita Dewi.
Selain itu, kata dia, untuk menyamaratakan semua sekolah harus dilakukan monitor dari hulu ke hilir. Dewi melihat, sekolah dengan status ‘favorit’ atau ‘unggulan’ bisa dilihat dari jumlah lulusan yang dapat masuk ke jenjang pendidikan yang juga mempunyai kualitas tinggi.
“Boleh dibedakan antara SMA A dan SMA B, kita bisa lihat dari ‘sekolah unggulan’ yang masuk ke universitas negeri favorit berapa persen dan dari 'sekolah biasa' berapa persen. Kalau memang semangat menyamaratakan semua sekolah sama, seharusnya output dari semua sekolah juga sama,” tuturnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Didukung BRI, Flyover Sitinjau Lauik Hadirkan Akses Lebih Aman dan Efisien di Sumatra Barat
-
Balas Dendam Akademis Uya Kuya: Rumah Dijarah Akibat Hoax, Kini Lulus S2 Hukum IPK 3,72
-
15 Tempat Wisata di Kebumen dan Sekitarnya yang Cocok untuk Libur Sekolah dan Tahun Baru
-
Sambut Natal Penuh Suka Cita, BRI Renovasi Gereja Kristen Jawa Purwodadi
-
Ancaman Krisis Finansial Intai Gen Z, Melek Asuransi Jadi Kunci Resolusi Tahun Depan