Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 12 Juli 2021 | 16:06 WIB
Proses belajar daring di SD Negeri Growong, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Senin (12/7/2021). [Suara.com/ Angga Haksoro Ardhi]

SuaraJawaTengah.id - Masih ingat SDN Growong, Kecamatan Tempuran, Magelang yang didatangi Gubernur Ganjar Pranowo karena siswanya kesulitan akses internet? Bagaimana kabarnya di hari pertama tahun ajaran baru ini.

“Sementara ini sudah teratasi terutama dalam pemberian HP (kepada murid).  Itu sudah sedikit membantu siswa agar dapat mengakses internet,” kata Ifan Mustika Rinaldi, guru kelas VI SD Negeri Growong, Senin (12/7/2021).

Gubernur Ganjar Pranowo mendatangi SDN Growong tepat pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei lalu. Kunjungan itu menjawab surat siswa SDN Growong yang mengeluh kesulitan mengerjakan tugas lewat daring karena wilayah mereka langka sinyal internet.      

Dalam kunjungan itu Gubernur Ganjar memberikan 10 perangkat telepon genggam untuk siswa. Gubernur juga memerintahkan Telkom untuk membuka jaringan internet hingga Desa Growong.  

Baca Juga: Ganjar Cerita Soal Percepatan Tangani Covid-19 dengan Jogo Tonggo, Ini Kisahnya

“Ketika saya nulis surat ke Pak Ganjar itu akses internet ke Growong agak sulit. Sinyal kadang ada, kadang tidak. Tempat setiap siswa itu kan daerahnya berbukit-bukit. Harus naik pohon atau ke tempat yang tinggi untuk mencari sinyal,” ujar Ifan.

Menurut Ifan ada siswa yang tidak pernah mengirim tugas karena tidak memiliki HP. Sebagian lainnya terlambat mengumpulkan tugas karena telat menerima soal yang dikirim melalui pesan WA. “Kadang tugas juga tanya sama temannya. Nanti orang tuanya kesini mengantar buku.”

Dua bulan setelah kunjungan Gubernur, puluhan tiang baru Telkom saat ini berdiri di sepanjang jalan menuju Desa Growong, sejauh lebih dari 2 kilometer. Di SD Growong juga telah terpasang jaringan internet Indihome.

Tapi sepengetahuan Ifan belum ada satupun keluarga siswa yang memasang jaringan internet Telkom. “Kayaknya dari segi ekonomi belum ada yang pasang Indihome. Memang uang (iuran bulanan Indihome) Rp300 ribu sebulan itu masih kesulitan sekali.”

“Mungkin ada 1 atau 2 orang yang mau pasang terus yang lain nyambung. Tapi kalau saya lihat sekarang belum ada yang pasang. Pengaruh ekonomi juga,” kata Ivan.

Baca Juga: Duh! Owner Rumah Sakit di Rembang Curhat ke Ganjar Pranowo, Minta Bantuan Carikan Oksigen

Hal itu dibenarkan Sekretaris Desa Growong, Nur Jamil. Menurut dia, baru ada 2 pelanggan internet Telkom di desanya. Yang satu milik sekolah (SD Growong) dan satu lainnya milik salah seorang guru di sekolah tersebut.

“Kalau misalnya warga diminta pasang internet Telkom, warga tidak mampu. Biaya bulanan Rp300 ribu itu hanya untuk 2 atau 3 orang yang mampu. Yang lainnya tidak mampu,” ujar Nur Jamil.

Berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Desa Growong, sebanyak 41,8 persen warga termasuk kategori menuju sejahtera. Sedangkan jumlah warga miskin dan rentan miskin sebanyak 5,1 persen dan 38,1 persen.

Mayoritas warga Desa Growong (513 orang) adalah tamatan sekolah dasar atau sederajat. Dari 1.251 warga, lulusan pendidikan diploma IV atau strata I hanya 10 orang.

Menurut Nur Jamil, kondisi ekonomi warganya kesulitan jika harus berlangganan internet dengan dengan tarif lumayan mahal. Di lain pihak, Desa Growong memiliki BUMDes penyedia jasa internet yang menurutnya bertarif terjangkau.

“Sebetulnya internet pas Pak Gubernur ke sini sudah ada. Sudah siap. Tapi memang saat itu Pak Gubernur belum tahu. Untuk memenuhi kebutuhan saat acara di sini juga jaringan internet dari BUMDes Sarwo Miguno,” kata Nur Jamil.

Kendalanya, BUMDes belum mampu memberikan subsidi biaya pemasangan baru kepada calon pelanggan sebesar Rp600 ribu. “Pendaftaran Rp600 ribu untuk beli alat. Terus bulanannya Rp125 ribu kan murah, terjangkau.”

Nur Jamil berharap pemerintah memberikan subsidi biaya pemasangan baru kepada keluarga tidak mampu yang memiliki anak masih sekolah.  

“Biaya pemasangannya saja lah. Bulanannya nanti diatur oleh BUMDes karena milik sendiri. Bisa disubsidi atau gimana untuk yang orang tuanya kurang mampu,” kata Nur Jamil.

Usul senada juga disampaikan guru SD Negeri Growong, Ifan Mustika Rinaldi, dia berharap ada subsidi biaya langganan internet Telkom untuk siswa sekolah. Menurut Ifan, jaringan internet Telkom lebih stabil dibandingkan jaringan lainnya.

“Kalau bisa diberi keringanan biaya langganan. Kalau kami langganan di sekolah kan bisa pakai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),” kata Ifan.

Caption: Proses belajar daring di SD Negeri Growong, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Senin (12/7/2021). (suara.com/ Angga Haksoro Ardhi).   

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More