Dilansir dari izystay.com, menurut sejarahnya, Nusakambangan dijuluki sebagai Pulau Penjara ini dimulai sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia.
Diawali pada tahun 1739, Kapal VOC tersesat di Samudera Hindia dan terdampar di sebuah teluk yang berada di Pangandaran. Setelah mengitari pulau tersebut, Paulusz merasa Pulau Nusakambangan ini cocok untuk dibangun pelabuhan.
Kemudian, pada tahun 1836 VOC membangun sebuah Benteng yang diberi nama Benteng Karang Bolong. Benteng ini merupakan salah satu sistem pertahanan Nusakambangan dengan tujuan untuk memantau kedatangan dan ancaman dari pihak bajak laut.
Wabah Malaria
Baca Juga: 295 Napi di Nusakambangan Positif Covid-19
Namun karena adanya wabah malaria inilah, membuat pembangunan benteng tersebut tersendat dan menyerang 80 persen tenaga kerja yang terlibat dalam pembangunan benteng tersebut.
Dikarenakan wabah malaria ini, kemudian pembangunan benteng diputuskan untuk dikerjakan dengan tenaga narapidana. Untuk itu, dibangunlah penjara dari bambu di sekitar Benteng Karang Bolong dengan kapasitas hingga 300 narapidana.
Pada tahun 1908, Nusakambangan resmi ditetapkan sebagai Poelaoe Boei atau Pulau Bui oleh Pemerintah Hindia Belanda. Setelah penetapan itu, kemudian dibangunlah Penjara Permisan di sebelah selatan Pulau Nusakambangan.
Penjara dengan daya tampung hingga 700 orang. Tidak hanya sebagai tahanan di penjara, tenaga napi itu juga dimanfaatkan untuk pembukaan ladang karet di pulau ini.
Kemudian pada 1912, dibangunlah dua penjara sekaligus yaitu Penjara Karang Anyar dan Penjara Nirbaya yang masing-masing mampu menampung hingga 750 tahanan.
Baca Juga: Duh! Ratusan Penghuni Lapas Nusakambangan Terkonfirmasi Positif Covid-19
Selanjutnya pada 1924, dibangunlah Penjara Batu. Pada 1927, dibangun Penjara Besi dan dilanjutkan dengan pembangunan Penjara Gliger dan Penjara Karang Tengah pada 1928.
Berita Terkait
-
Siapa Agus Hartono? Narapidana Korupsi Kepergok Keluyuran hingga ke Restoran, Kini Dipenjara di Nusakambangan
-
Kekayaan Agus Hartono: Napi yang Terciduk Plesiran, Ternyata Anak Crazy Rich Semarang
-
Kembangkan Program Pembinaan Warga Lapas, Kementerian Imipas Gandeng PLN Manfaatkan Potensi FABA di Cilacap
-
Sejarah dan Fakta Unik Nusakambangan, Pulau Penjara Bakal Dijadikan Lumbung Pangan?
-
Bersih-Bersih Lapas! 313 Napi Hukuman Mati dan Seumur Hidup Dipindah ke Nusakambangan
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
Kisah Horor Rumah Sakit di Purwokerto: Banyak Hantu Menyerupai Dokter?
-
Lonjakan Trafik Idulfitri Capai 87,7 Persen di Jateng, Kebumen Tertinggi Penggunaan Jaringan Indosat
-
Misteri Dewi Lanjar dan Kisah Kelam Pantai Slamaran Pekalongan
-
Makam Keramat di Tengah Taman Hiburan Terbengkalai: Kisah Mistis Wonderia Semarang
-
Mudik Tak Lagi Jadi Beban: Balik Rantau Gratis Angkat Martabat Pekerja Informal Jateng