Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 22 Juli 2021 | 15:03 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengangkat masker pelindung saat berbicara tentang penyakit virus corona (COVID-19) [ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts/nz/cfo]

SuaraJawaTengah.id - Pandemi COVID-19 belum berakhir. Lonjakan kasus terjadi di beberapa negara di Dunia, termasuk Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Joe Biden pada Rabu (21/7/2021) meminta rakyat AS untuk menjalani vaksinasi, karena kasus COVID-19 yang meningkat mengancam kemajuan penanganan pandemi dan memperlambat pemulihan ekonomi negara itu.

"Lihat, ini begitu sederhana. Kita menghadapi pandemi (yang mengancam) mereka yang belum divaksin. Segampang itu, sesederhana itu," kata Biden dalam acara di sebuah balai kota di Ohio yang disiarkan CNN.

"Sepuluh ribu orang telah meninggal. Sembilan ribu sembilan ratus lima puluh di antaranya, sekitar itu, adalah orang-orang yang belum divaksin," kata dia.

Baca Juga: Tuding Virus Corona Sengaja Dibuat, Babe Haikal: Saya Oposisi, Setuju Jokowi Mundur

Biden menanggapi puluhan pertanyaan dari simpatisan Demokrat dan Republik tentang ekonomi dan kriminalitas, infrastruktur, dan debat berkepanjangan, di distrik Cincinnati yang dimenangkan Trump dengan selisih suara besar.

Kasus infeksi yang meningkat cepat di seluruh AS dan negara-negara lain telah memicu kekhawatiran terhadap kebangkitan pandemi dan keguncangan pasar saham ketika varian Delta yang sangat menular muncul mengambil alih.

Banyak dari wabah baru yang muncul di AS berasal dari wilayah yang vaksinasinya telah berhenti. Program vaksinasi Gedung Putih menghadapi gelombang disinformasi dan skeptisime.

Biden mengungkapkan keyakinannya bahwa FDA, badan pengawas obat dan makanan AS, akan menyetujui vaksin-vaksin baru untuk anak di bawah 12 tahun pada akhir Agustus, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

"Harapan saya saat berbicara dengan sekelompok ilmuwan yang kita kumpulkan... adalah bahwa suatu saat, mungkin awal tahun ajaran pada akhir Agustus, awal September, Oktober, mereka akan mendapat persetujuan final," kata Biden.

Baca Juga: Yuk Ikuti, Asuransi Astra Gelar Webinar Seputar Pandemi COVID-19 di Indonesia

Anak-anak divaksin

Dia juga mengatakan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) kemungkinan akan mengeluarkan panduan yang mendorong anak-anak yang belum divaksin COVID-19 untuk mengenakan masker di sekolah.

Joe Biden mengatakan bahwa Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) kemungkinan akan menyarankan anak-anak yang belum divaksin COVID-19 untuk memakai masker saat kembali bersekolah musim gugur ini usai menghabiskan liburan musim panas.

"CDC akan mengatakan, apa yang harus Anda lakukan adalah setiap orang berusia di bawah 12 tahun harus memakai masker di sekolah. Itulah yang mungkin akan terjadi," kata Biden.

Namun, anak-anak di atas 12 tahun yang sudah divaksin "tidak perlu memakai masker", kata Biden pada kerumunan orang yang telah divaksin penuh.

"Nanti akan jadi ketat, apakah ayah dan ibu jujur mengatakan bahwa Johnny sudah atau belum divaksin," kata Biden.

Pernyataan Biden muncul saat kasus COVID-19 melonjak di sejumlah negara bagian sementara upaya vaksinasi terhenti akibat skeptisisme dan disinformasi.

Orang-orang Amerika yang lelah akibat masa penguncian yang panjang menyambut dicabutnya aturan pemakaian masker pada musim semi dan panas tahun ini.

Keharusan memakai masker telah dipolitisasi di awal pandemi, ketika presiden sebelumnya, Donald Trump, dan tokoh Republik lainnya menolak saran dari pejabat kesehatan bahwa masker menghentikan penyebaran virus.

Biden menambahkan bahwa anak-anak berusia di bawah 12 tahun akan diberikan vaksin "segera".

Rekomendasi CDC tidak mengikat dan aturan masker di sekolah akan diputuskan masing-masing distrik. Sejauh ini, beberapa distrik telah mengadopsi aturan yang lebih ketat sementara distrik lainnya tidak menerapkan sama sekali. (ANTARA)

Load More