SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku tidak mendapat arahan dari PDI Perjuangan untuk memasang baliho bergambar Puan Maharani yang terpampang di hampir seluruh wilayah di Indonesia.
Menyadur dari Solopos.com, Politisi PDIP itu mengatakan belum mendapat arahan dari partai untuk kepala daerah memasang baliho. Ganjar pun tidak mengetahui soal baliho-baliho Puan Maharani.
“Belum dapat tuh saya (arahan partai untuk memasang baliho),” kata Ganjar singkat sembari masuk ke ruang kerjanya, Semarang, Senin (2/8/2021)
Sementara itu baliho Puan Maharani di Kota Semarang, Jawa Tengah, terlihat mejeng di beberapa sudut jalan protokol. Mulai dari Jl Pahlawan, Jl Sultan Agung, Jl Pandanaran, serta Jl Majapahit.
Diberitakan sebelumnya, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, menjelaskan baliho tersebut dipasang oleh kader di daerah dan para sukarelawan. Sementara billboard Puan Maharani di Senayan dipasang oleh kader PDI Perjuangan.
Namun dia tidak menjelaskan apakah pemasangan baliho itu berkaitan dengan Pilpres 2024 atau tidak. Dia hanya menyebutkan bahwa baliho itu merupakan ekspresi kebahagiaan Puan Maharani yang menjadi wanita pertama menjabat sebagai Ketua DPR RI.
“Ini ekspresi kegembiraan karena Mbak PM (Puan Maharani) adalah perempuan pertama Ketua DPR dari 23 ketua DPR dalam sejarah RI. Tagline-nya macam-macam. Ada yang berkaitan dengan imbauan perkuatan gotong royong menghadapi pandemi, penguatan semangat kebangsaan, dan dorongan optimisme menghadapi masa depan,” ujar Hendrawan.
Ganjarist Sorot Baliho Puan
Baliho Puan Maharani itu pun mendapat sorotan Ganjarist, sukarelawan pendukung Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Demokrat Jateng Polisikan Wamendes Gara-gara Poster, Joko: Bukan Instruksi DPP
Ketua Umum Ganjarist, Mazdjo Pray, menyindir Puan Maharani dengan mengatakan memimpin itu teruji di lapangan, bukan di baliho.
“Pemimpin yang kebanyakan baliho justru seperti menunjukkan dia selama ini tidak banyak melakukan apa-apa. Makanya kini sibuk promosikan diri,” kata Mazdjo Pray kepada wartawan, Senin (2/8/2021).
Ia memastikan bahwa Ganjarist tidak akan mengikuti gaya pendukung Puan Maharani dalam mempromosikan Ganjar Pranowo.
"Ya enggaklah. Ya nggak ikutan pasanglah. Kami mendukung Pak Ganjar, justru karena beliau bukan politisi baliho, mirip gaya Pak Jokowi. Masa Ganjarist menyaingi baliho. Baliho adalah benda mati di pinggir jalan, sementara kami adalah rakyat jelata yang menyukai kinerja Pak Ganjar. Yang milih presiden nanti adalah rakyat, bukan baliho,” ucapnya.
Pray meyakini masyarakat dapat menilai soal baliho Puan Maharani yang berada di mana-mana. Ganjarist menginginkan pemimpin dalam negeri kuat di hati masyarakat.
“Baliho tidak membuat publik mengerti. Baliho cuma sarana promosi. Sama kayak iklan produk. Kami tidak ingin pemimpin Indonesia hanya kuat di baliho, bukan kuat di hati rakyat,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Toyota Rush vs Daihatsu Terios, 7 Fakta Penting yang Bikin Banyak Orang Salah Pilih
-
7 Mobil Matic Irit, Bandel, dan Minim Drama Buat Dipakai Harian
-
BRI Purwodadi Salurkan 1000 Paket Sembako di Grobogan, Sasar Warga Kurang Mampu Desa Pengkol
-
Rafinha Merapat ke PSIS: Strategi Jitu Laskar Mahesa Jenar Perkuat Lini Depan
-
5 Ciri Mobil Bekas yang Sebaiknya Tidak Dibeli Meski Harganya Menggiurkan