SuaraJawaTengah.id - Pemandangan tak biasa terlihat di sebuah jembatan di Kabupaten Banjarnegara yang dipenuhi oleh puluhan warga, Jumat (27/8/2021).
Usut punya usut, saat itu masyarakat tengah menggelar syukuran dengan makan bersama di Jembatan Plipiran, Banjarnegara.
Biasanya, acara makan bersama dalam rangka syukuran digelar di temat makan atau dalam gedung. Namun berbeda dengan masyarakat di Banjarnegara yang menggelar acara syukuran dan makan bersama di jembatan sepanjang 60 meter, dengan lebar 8 meter dan tinggi 15 meter.
Sambil membawa nasi rames dan tumpeng, masyarakat dari dua desa dari dua kecamatan berbondong-bondong mendatangi Jembatan Plipiran yang baru saja selesai dibangun.
Dengan melaksanakan protokol kesehatan, masyarakat duduk berjarak dan tak lupa memakai masker saat acara digelar.
Dengan menggelar tikar biru, masyarakat makan bersama sambil menikmati pemandangan indahnya bukit Panongan yang berada di sisi jembatan plipiran.
Tidak hanya itu, bangunan jembatan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut terletak tepat di atas sungai dengan batu batu besar sebagai hiasan.
Sebelum acara makan bersama dimulai, masyarakat melaksanakan doa bersama. Kemudian, pemotongan nasi tumpeng dilakukan sebagai simbol acara makan bersama dimulai.
Akses Penghubung
Baca Juga: Pengembangan Dugaan Korupsi di Banjarnegara, KPK Panggil Dua Saksi Mantan Pejabat Penting
Jembatan plipiran berada di perbatasan antara Kecamatan Madukara dengan Pagentan. Sehingga, jembatan tersebut merupakan satu satunya akses penghubung antara dua daerah yang baru dibangun secara permanen.
Sebelumnya, masyarakat harus meniti jembatan bambu yang hanya bisa dilewati oleh sepeda dan pejalan kaki. Sehingga, jika membawa kendaraan motor atau mobil, masyarakat harus memutar untuk mencapai antarkecamatan.
Salah satu warga Desa Limbangan, Kecamatan Madukara, Kartijo Pujianto (51) mengatakan sebelum dibangun Jembatan Plipiran, warga harus memutar jalan untuk bisa menuju ke Kecamatan Pagentan, Pejawaran atau Batur. Jalur yang harus ditempuh untuk mencapai daerah tersebut tiga kali lebih jauh.
"Dulunya sepi sekali jalan ini karena harus menyeberangi sungai dan bukit, jalan juga rusak, dan ini baru diperbaiki. Sebelumnya, jalan ini setapak, cuma bisa dilewati orang, kalau motor ndak bisa," ungkap dia, Jumat (27/8/2021).
Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya belum pernah ada pembangunan atau perbaikan jalan oleh pemerintah. Sehingga, untuk aktivitas ekonomi masyarakat sekitar terhambat.
"Saya pernah mbuka jalan dulu tahun 90-an, setiap minggu ada gerakan bareng warga. Kalau untuk jalur ekonomi harus muter," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota