"Rob terjadi pagi dan sore hari. Rob paling tinggi bisa sampai 1,1 meter," ujar dia.
Dani yang sudah 10 tahun tinggal di Kelurahan Panjang Baru menyebut terus terjadinya penurunan muka tanah dan kenaikan air laut itu membuat daratan di sekitar pantai sudah hilang.
"Sekarang jarak lima meter dari rumah sudah laut. Saya buka pintu sudah langsung lihat laut. Padahal dulu kalau menurut cerita orang-orang tua, jaraknya masih 100 meter," ujarnya.
4. Rumah-rumah Warga Bertambah Pendek
Dampak penurunan muka tanah dan rob sangat dirasakan warga yang tinggal di wilayah pesisir, salah satunya di Kelurahan Panjang Baru, Kecamatan Pekalongan Utara.
Banjir rob yang hampir setiap hari terjadi tidak hanya menggenangi jalan, tapi juga masuk ke dalam rumah. Warga pun harus berkali-kali meninggikan lantai rumahnya agar tidak tenggelam oleh rob. Alhasil, terdapat sejumlah rumah warga yang kondisinya terlihat bertambah pendek.
"Upayanya warga agar rumahnya tidak tenggelam sesuai kemampuan ekonomi masing-masing. Kalau saya, sudah empat kali meninggikan rumah. Patokannya ketinggian banjir terakhir seberapa, saya tinggikan lebih dari itu, biar kalau ada banjir lagi sudah aman," ungkap Ketua RW 10 Kelurahan Panjang Baru, Dani.
Menurut Dani, jika peninggian lantai tersebut tidak dibarengi dengan peninggian atap, maka tinggi pintu rumahnya hanya menyisakan setengah meter alias bertambah pendek.
"Peninggian sudah sampai 60 persen, separuh rumah. Kalau atasnya tidak ditinggikan juga, rumah jadi pendek," ujarnya.
Baca Juga: Banjir Rob Terus Terjadi, Rumah di Demak Kian Pendek, Ancaman Tenggelam Semakin Nyata
Dani mengungkapkan, genangan rob yang hampir setiap hari terjadi juga menimbulkan kerusakan pada sepeda motor dan barang-barang elektronik. "Barang-barang yang ada besinya cepat rusak karena terendam rob," ujarnya.
5. Badan Geologi Tambah Patok Penanda Penurunan Muka Tanah
Badan Geologi Kementerian ESDM menambah patok penanda untuk memantau dan menghitung laju penurunan muka tanah di Kota Pekalongan. Terdapat 12 patok penanda baru yang akan dipasang.
Belasan patok itu akan dipasang di empat titiik lokasi. Masing-masing lokasi dipasang tiga buah patok. Empat lokasinya yakni di Kelurahan Panjang Baru dan Degayu, Kecamayan Pekalongan Utara; Kelurahan Sentono, Kecamatan Pekalongan Timur; serta Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat.
"Penambahan patok penanda penurunan muka tanah saat ini sudah dalam tahap pengukuran sesimik. Untuk lokasi pemasangan tepatnya, kedalamannya sampai berapa, kami masih melihat hasil geolistrik," ujar Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusmorini.
Kontributor : F Firdaus
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota