SuaraJawaTengah.id - Wilayah Kota Pekalongan terancam tenggelam dalam beberapa puluh tahun ke depan karena penurunan muka tanah yang terus terjadi dan naiknya air laut atau rob.
Wilayah yang berada di pantai utara (pantura) Jawa Tengah itu bahkan diprediksi Pakar geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas akan lebih dulu tenggelam daripada Jakarta karena laju penurunan muka tanahnya lebih cepat dari Ibu Kota.
Berikut rangkuman sejumlah fakta terkait permasalahan yang harus mendapat penanganan serius tersebut agar ancaman Kota Pekalongan tenggelam tak menjadi nyata.
1. Tanah Turun 6 Sentimeter Per Tahun
Baca Juga: Banjir Rob Terus Terjadi, Rumah di Demak Kian Pendek, Ancaman Tenggelam Semakin Nyata
Penurunan muka tanah di Kota Pekalongan terus dipantau dan diteliti oleh sejumlah pihak, di antaranya Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui patok penanda yang dipasang di Stadion Hoegeng, Kecamatan Pekalongan Barat dan di Kecamatan Pekalongan Selatan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan Anita Heru Kusmorini mengatakan, kedua patok tersebut dipasang untuk menghitung laju penurunan muka tanah yang terus terjadi.
"Patok yang dipasang di Stadion Hoegeng menunjukkan penurunan muka tanah sekitar 0,5 sentimeter per bulan, sehingga setiap tahunnya 6 sentimeter. Sedangkan patok kedua di Kecamatan Pekalongan Selatan menunjukkan penurunan muka tanah relatif tidak terlalu cepat, yakni sekitar 0,2 sentimeter per bulan," ujar Anita baru-baru ini.
2. Penyedotan Air Tanah Massif Jadi Penyebab
Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusmorini menyebut penurunan muka tanah yang terus terjadi salah satunya disebabkan pengambilan air tanah yang massif untuk keperluan warga sehari-hari, industri, hotel, dan kebutuhan lainnya.
Baca Juga: Diiming-imingi Pekerjaan, Wanita Asal Pekalongan Malah Dijarah dan Jadi Korban Pemerkosaan
"Kota Pekalongan ini tidak memiliki sumber air permukaan. Semuanya mengambil air dari tanah, seperti PDAM, industri, dan kegiatan perhotelan. Selain itu, tanah Kota Pekalongan merupakan endapan muda yang secara alami akan mengalami penurunan," jelasnya.
Berita Terkait
-
Mirip Cappadocia, Begini Kemeriahan Festival Balon Udara di Pekalongan
-
Sahur Mewah Bupati Pekalongan di Akun Medsos Resmi Pemkab Tuai Kritik
-
Pemudik Motor Jalur Pantura, Silakan Beristirahat di Lesehan Enduro
-
Sewot saat Ditanya soal Anggaran, Kekayaan Bupati Pekalongan Fadia Arafiq Disorot
-
Beda LHKPN Fadia Arafiq Vs Ashraff Abu, Tajirnya Bupati Pekalongan dan Suami
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025