SuaraJawaTengah.id - Polisi menetapkan dua siswa dan seorang alumnus sebagai tersangka tawuran antara pelajar SMKN 3 dan 4 Kota Semarang.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Irwan Anwar menyebutkan ketiga tersangka masing-masing bernama Wrizal Sabila Mukti (20) alumnus SMKN 4 Semarang, serta Shihab Hardiansyah (18) dan Adam Bagus Ababil (18) masing-masing siswa SMKN 3 dan 4.
"Tawuran antarpelajar dua sekolah ini ditumpangi seniornya," kata Kapolres dikutip dari ANTARA di Semarang, Senin (6/9/2021).
Irwan menjelaskan bahwa tawuran di seputaran Taman Indonesia Kaya pada tanggal 2 September 2021 itu bermula ketika siswa SMKN 3 menyerang SMKN 4.
Baca Juga: Kota Semarang Batal Berstatus PPKM Level 1, Ini Alasannya
Seorang siswa SMKN 3 mengalami luka di bagian tangan akibat sabetan benda tajam.
"Jadi, siswa SMKN 3 ini yang menyerang, yang terluka juga dari SMKN 3," katanya.
Dari keterangan pelaku, ajakan tawuran disampaikan dalam grup WhatsApp internal siswa.
Adapun alumnus SMKN 4 yang ikut dalam tawuran tersebut, lanjut dia, mengaku diajak oleh temannya.
Tawuran itu sendiri dipicu oleh saling ejek di media sosial.
Baca Juga: Miris! PTM Dimulai, 70 Pelajar di Tangerang Diamankan Polisi Gegara Hendak Tawuran
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 atas kepemilikan senjata tajam serta Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.
Tawuran SMK
Sebelumnya diberitakan, Siswa SMK di Kota Semarang terlibat tawuran disaat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) baru digelar. Kegitaan belajar mengajar di tengah pandemi pun tercoreng.
Padahal Pembelajaran tatap muka di Kota Semarang baru berjalan empat hari, atau sejak Senin (30/8/2021). Namun, kesempatan untuk kembali bertemu teman-teman itu justru dimanfaatkan sejumlah pelajar SMK negeri di Kota Semarang untuk tawuran.
mereka melakukan aksi tawuran di depan SMA Negeri 1 Semarang atau di depan Taman Indonesia Kaya, yang terletak berdekatan dengan Kantor Gubernur Jateng, Kamis (2/9/2021) sekitar pukul 15.30 WIB.
“Mereka tawuran di tengah jalan. Tapi enggak lama sekitar 5 menit, cuma sempat membuat yang lewat jadi berhenti,” ujar seorang tukang parkir di Taman Indonesia Kaya, Slamet, 58, di lokasi kejadian.
Slamet mengaku awalnya melihat ada dua kelompok pelajar yang datang dari arah berlawan. Satu kelompok datang dari arah selatan, atau Jalan Pahlawan, satu lagi dari arah utara atau GOR Trilomba Juang.
Kedua kelompok itu tiba-tiba bertemu dan langsung bertikai. Mereka bahkan mengeluarkan sejumlah senjata tajam seperti clurit dan pedang, serta alat pemukul.
“Ngeri, saya takut. Makanya, saya langsung menjauh,” ujar Slamet.
Sementara itu, petugas keamanan SMAN 1 Semarang, Nur Khamim, mengatakan tawuran pelajar itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Saat kejadian itu, para guru SMAN 1 Semarang hendak pulang.
“Karena ada tawuran, guru-guru yang hendak pulang enggak jadi. Saya langsung menutup pintu gerbang daripada para guru jadi sasaran,” ungkap Khamim.
Meski demikian, Khamim memastikan jika pelajar yang terlibat tawuran bukan berasal dari SMAN 1 Semarang.
Hal itu dikarenakan SMAN 1 Semarang hingga kini belum menggelar pembelajaran tatap muka, atau para siswa masih menjalani pendidikan jarak jauh secara online di rumah.
“Bukan dari siswa sini. Saya tanya guru juga bukan,” jelasnya.
Menurut Khamim, pelajar yang terlibat tawuran mencapai 50 orang. Tawuran pun berlangsung singkat karena langsung dibubarkan aparat kepolisian yang datang ke lokasi.
“Begitu polisi datang, mereka langsung bubar,” ujar Khamim.
Wakapolrestabes Semarang, AKBP Iga D.P. Nugraha, mengatakan polisi yang mendapat laporan adanya tawuran pelajar langsung datang ke lokasi kejadian.
Selain membubarkan aksi tawuran, polisi pun menangkap beberapa pelaku dan menyita barang bukti berupa senjata tajam.
Dari aksi itu, ada satu pelajar yang mengalami luka pada bagian tangan. Sementara, peserta tawuran yang diamankan berjumlah enam orang.
“Pelaku sudah kami amankan di Polrestabes Semarang. Kita juga sita beberapa barang bukti. Sedangkan korban luka saat ini sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan,” ujar Iga.
Berita Terkait
-
Sosok Kombes Pol Irwan Anwar, Kapolrestabes Semarang Disorot Usai Kasus Polisi Tembak Pelajar
-
Sebut Siswa SMK Ditembak Polisi gegara Tawuran, Harta Kapolrestabes Semarang Naik 10 Kali Lipat dalam Setahun
-
Tragedi di Semarang, Komisi X DPR Kritisi Cara Polisi Tangani Tawuran Anak hingga Sebabkan Satu Siswa SMK Tewas
-
Kejanggalan Siswa SMK Diduga Ditembak Polisi: Tawuran atau Serempet Motor?
-
Pelajar Anggota Paskibraka di Semarang Tewas Tertembak, Polisi Berdalih Bubarkan Tawuran
Tag
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?