SuaraJawaTengah.id - Ratusan kepala keluarga (KK) di satu kelurahan di Kota Tegal menolak untuk divaksin. Mereka bahkan rela tidak menerima bantuan sosial (bansos).
Ratusan KK penolak vaksin tersebut berada di Kelurahan Debong Kidul, Kecamatan Tegal Selatan. Keengganan mereka untuk mengikuti vakinasi salah satunya ditengarai karena termakan hoaks.
Lurah Debong Kidul, Erni menyebut ada 243 KK di wilayahnya yang tidak mau divaksin. "Ini yang tidak mau divaksin merata, di tiap RT dan RW ada," ujarnya, Kamis (16/9/2021).
Erni mengungkapkan, ratusan keluarga yang tidak mau divaksin itu akhirnya tidak bisa mendapat bansos berupa beras 20 kg. Sebab pemkot mensyaratkan penerima bansos itu harus sudah divaksin minimal dosis pertama.
Baca Juga: 80 Persen Populasi Portugal Sudah Disuntik Vaksin COVID-19, Tertinggi di Dunia?
Ratusan karung beras bansos yang diperuntukkan untuk ratusan keluarga tersebut akhirnya menumpuk di kantor kelurahan karena tidak diambil.
"Perintah dari atasan kami, untuk bantuan dari pemkot ini minimal satu orang dari satu keluarga ada yang sudah vaksin, bantuan bisa diambil. Kalau sudah diperiksa misalnya, terus tidak layak karena ada penyakit nanti saya berikan surat keterangan tidak layak, nanti dokter tanda tangan, saya mengetahui, bisa diambil,” jelasnya.
Menurut Erni, pihaknya bersama camat, kepala puskesmas dan kepala Dinas Sosial sudah berupaya door to door membujuk warga yang tidak mau divaksin agar bisa divaksin. Namun mereka tetap bersikukuh tidak mau divaksin.
"Mereka tetap menolak divaksin. Katanya lebih baik saya tidak menerima beras 20 kg daripada saya divaksin. Alasan tidak mau vaksin karena keyakinan. Saya keyakinan tidak mau divaksin, gitu katanya," ungkapnya.
Kesehatan Bersama
Baca Juga: Cek Vaksinasi di Aceh, Jokowi Sebut Covid-19 Tak Akan Hilang dari Indonesia
Erni pun menyayangkan masih adanya warga yang menolak divaksin di tengah upaya pemerintah melakukan percepatan vaksinasi untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
"Vaksinasi ini kan demi kesehatan bersama, agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Kalau tidak mau divaksin sebenarnya membahayakan orang lain juga. Nanti kalau ada virus yang masuk bisa menularkan ke yang lainnya," kata dia.
Erni mengungkapkan, vaksinasi di Kelurahan Debong Kidul baru mencapai 60 persen dari target sasaran sekitar 6.000 orang. Dia menargetkan setidaknya 80 persen warga sudah divaksin sesuai standar WHO.
"Kalau dari 243 KK itu masing-masing keluarga ada satu orang saja yang tervaksin, bisa menambah lima persen capaian vaksinasi. Lumayan. Saya tidak semata-mata mengejar target vaksinasi saja, tapi inginnya warga sehat semua," ucapnya.
Pendamping bansos dan kader kesehatan Puskesmas Bandung, Dwi Suciarti mengatakan, warga yang menolak divaksin ada yang beralasan memiliki penyakit. Padahal usia mereka masih muda dan kondisinya tampak sehat-sehat saja.
"Sebenarnya kalau divaksin nggak apa-apa. Kalau misalnya memang tidak layak divaksin kan bisa datang ke kelurahan. Nanti diperiksa dokter. Kalau tidak layak dikasih surat keterangan tidak layak, bisa ambil bansos. Lha ini datang ke kelurahan saja tidak mau," ujarnya, Kamis (16/9/2021).
Selain beralasan memiliki penyakit, ujar Dwi, kebanyakan warga yang menolak divaksin terpengaruh hoaks dan berkeyakinan agama tidak membolehkan vaksin.
"Kalau yang kena hoaks itu katanya kalau habis divaksin bisa meninggal. Intinya pada takut meninggal setelah divaksin. Saya sudah beri penjelasan vaksin aman, tapi mereka tetap tidak mau, lebih suka tidak dapat beras 20 kg daripada harus divaksin," ujarnya.
Dwi mengaku sudah kerap dimarahi saat melakukan sosialisasi vaksinasi ke rumah-rumah warga yang menolak divaksin. "Sudah berulangkali dimarahi kalau sosialisasi. Sudah biasa," ungkapnya.
Menurut Dwi, akibat banyaknya warga yang menolak divaksin, kuota dosis vaksin yang disediakan puskesmas di kelurahan saat vaksinasi banyak yang akhirnya tidak digunakan.
"Setiap kelurahan per hari itu dijatah 200 vaksin. tapi yang kepakai sedikit. Kemarin saja cuma kepakai 21 dosis. Kalau tidak habis, dibawa ke puskesmas lagi," ucapnya.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
-
Bansos PBI JK Kapan Cair? Ini Cara Cek Penerima dan Syaratnya
-
Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos, Lengkap dengan 3 Daftar Bansos yang Cair November 2024
-
Cara Cek Bansos Kemensos.go.id, Simak Tutorialnya di Sini!
-
PNM Peduli Kirim Bantuan Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
-
Cara Cek Bansos PKH Bulan November 2024, Kapan Cair?
Tag
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
BMKG: Cuaca Semarang Diperkirakan Berawan Tebal, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Alokasi Anggaran Sampai Rp750 Juta, Jateng Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
-
Jelang Nataru, Polisi Batasi Operasional Truk di Jateng
-
Target 2045: Semarang Bangun Kota Tangguh Bencana dan Berdaya Saing Global
-
Semen Gresik Tebar Kebaikan, Bantu Pedagang Sayur Keliling di Rembang Tingkatkan Penghasilan