SuaraJawaTengah.id - Setelah meletus peristiwa Madiun, kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) mengalami puncaknya pada pemilihan umum 1955.
Berdasarkan hasil pemilu, PKI ternyata menjadi partai politik yang mendominasi pemilu dan menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat kota Semarang.
Berdasarkan penelitian mahasiswa Undip, Risdha Nugroho Budiyanto yang berjudul "Aktivitas Gerwani di Kota Semarang Tahun 1950-1965" pada pemilu umum 1955 PKI memperoleh Jumlah kursi paling banyak.
Partai Komunis Indonesia (PKI) mendapat 14 (empat belas) kursi, Partai Nasional Indonesia (PNI) mendapat 3 (tiga) kursi, Nahdatul Ulama (NU) mendapat 3 (tiga) kursi, Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki) memperoleh 2 (dua) kursi.
Sementara itu Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Katholik, dan Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia (PP3RI) memperoleh jatah kursi dalam Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Peralihan masing-
masing memperoleh 1 (satu) kursi.
Pada akhirnya pemilu tahun 1955 menunjukkan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) di wilayah kota Semarang memperoleh kemenangan mutlak.
Hal itu membuat kedudukan Partai PKI pada parlemen daerah (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan Kota Semarang) semakin kuat.
Sejarawan Unnes, Tsabit Azinar Ahmad membenarkan jika pada pemilu 1955 PKI mendominasi pemilu pada waktu itu. Menurutnya, PKI Semarang mempunyai basis massa yang banyak.
"PKI itu kuat di kalangan buruh, Semarang pada waktu itu industrinya juga lagi kuat juga. Meski pasca peristiwa Madiun, pemilih PKI di Semarang tetap banyak," jelasnya, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga: Sandiaga Uno Diprediksi Berpeluang Besar Maju Calon Presiden Pemilu 2024
Strategi PKI yang menyasar kalangan masyarakat menengah kebawah membuat partai itu berkembang pesat. Dia menyebut, Semarang adalah basis PKI pada waktu itu.
"Hal itu terlihat pada pemilu tahun 1955, PKI paling tinggi angkanya jika dibandingkan dengan PNI dan NU. Hampir di semua lokasi pemilihan di Semarang PKI menang," ucapnya.
Kuatnya basis massa PKI di Semarang tak terlepas dari pengaruh Semaun. Sejak partai itu berdiri, langsung menjadi sorotan pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu.
"Semaun kan sebenarnya sudah mempunyai basis massa yang banyak di Serikat Islam (SI). Apalgi satu tahun sebelum dia mendirikan PKI di Semarang, dia juga jadi ketua SI di Semarang," paparnya.
Wajar saja jika hanya berjarak satu tahun, Semaun bisa menambah jumlah anggota hingga puluhan ribu. Tak lama kemudian Semaun digantikan Tan Malaka karena dia berangkat ke Uni Soviet untuk menghadiri kongres.
"Sebenarnya PKI pada waktu itu mengalami pasang surut karena beberapa kali berbenturan dengan pemerintah karena terlibat dalam aksi mogok buruh," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Ini Deretan Kesiapan Tol Semarang-Solo Sambut Lonjakan Pengguna Jalan Akhir Tahun
-
UMKM Malessa Tumbuh Pesat, Serap Tenaga Kerja dan Perluas Pasar
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial