Hal tersebut terjadi karena COVID-19 juga berpotensi menimbulkan gangguan koagulasi/pembekuan darah. Selain itu COVID-19 juga bisa menimbulkan peradangan pada pleura (selaput pembungkus paru) yang menyebabkan “pleuritic pain” yang ditandai dengan nyeri dada yang bertambah berat jika menarik napas.
Adapun gejala potensi jantung lain yang wajib diketahui bisa berupa sesak dan cepat lelah bila beraktivitas, gangguan irama jantung, syncope (pingsan), dan berbagai gejala lainnya.
“Hal yang harus dilakukan jika merasakan gejala-gejala tersebut adalah segera berobat ke dokter untuk memastikan penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan khusus, sekaligus memberikan terapi sesuai kelainan yang didapatkan,” kata dia.
Cegah dengan gaya hidup sehat
Menjaga pola hidup sehat penting untuk mencegah potensi penyakit jantung, ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Fachmi Ahmad M. Sp.JP.
Fahmi yang tergabung dalam anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia membeberkan gaya hidup yang berpotensi menimbulkan penyakit jantung.
Pertama, kurang beraktivitas fisik, terutama olahraga. Jarang beraktivitas fisik akan meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, seperti kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi.
Makan makanan tidak sehat juga bisa berpotensi menimbulkan penyakit jantung. "Kandungan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol dalam makanan akan mengakibatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Terlalu banyak garam atau sodium bisa meningkatkan tekanan darah," kata Fachmi.
Merokok juga tidak disarankan karena rokok mengandung banyak zat seperti tar, karbon monoksida, dan nikotin yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Baca Juga: Ini Olahraga yang Disarankan untuk Pasien Penyakit Jantung
Kebiasaan minum alkohol juga tidak baik untuk jantung karena alkohol bisa membuat kadar trigliserida atau zat lemak dalam darah melonjak hingga menyebabkan penyakit jantung.
Istirahat yang cukup juga penting untuk kesehatan jantung, sebab tubuh perlu beristirahat untuk memulihkan diri sehingga semua organ, termasuk jantung, dapat kembali bekerja secara normal. Kurang istirahat juga bisa memicu stres yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. [ANTARA]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara