SuaraJawaTengah.id - Program Vaksinasi terus dikebut di Provinsi Jawa Tengah. Hal itu untuk mengejar herd immunity.
Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen berharap warga mau divaksin COVID-19. Sebab jateng memiliki target 70 persen masyarakat pada akhir tahun ini sudah diberikan vaksin.
"Saat ini inputnya sudah mulai lancar sehingga insyaallah vaksin turunnya juga lancar, itu yang kami harapkan sehingga pada akhir tahun bisa mencapai target 70 persen," kata Gus Yasin dikutip dari ANTARA di Magelang, Sabtu (9/10/2021).
Ia menyampaikan hal tersebut saat memantau pelaksanaan vaksinasi dosis II di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Timur, Watucongol, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Taj Yasin menyebutkan saat ini pencapaian vaksin di Jawa Tengah sekitar 40-an persen, tinggal sedikit lagi dan terus digenjot.
"Adanya para santri di Ponpes Darussalam ini mau divaksin dengan harapan nanti masyarakat lebih mudah untuk diajak vaksin. Kalau mudah diajak vaksin tentu kiriman vaksin dari pusat ke Kabupaten Magelang dan sekitarnya juga akan lancar. Kami minta tolong input datanya yang lancar supaya datangnya vaksin juga lancar," katanya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan Pemkab Magelang saat ini terus mendorong percepatan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat agar mencapai 70 persen.
Salah satu upaya yang dilakukan, antara lain dengan memfasilitasi vaksinasi bagi para santri di pondok pesantren.
"Pencapaian vaksinasi di Kabupaten Magelang saat ini 31,69 persen. Kalau ditambah kegiatan hari ini mungkin sudah mencapai 32 persen," katanya.
Baca Juga: Gubernur Kepri Perintahkan Satgas COVID-19 Gelar Vaksinasi dari Rumah ke Rumah
Ia menyampaikan untuk mempercepat vaksinasi di Kabupaten Magelang, akan dilakukan penambahan tim vaksinasi dengan harapan bisa menambah cakupan yang lebih besar.
Pengasuh Ponpes Darussalam Timur Watucongol, KH Hafi Firdausy mengaku agak terlambat dalam mengajukan vaksinasi bagi santri di ponpes tersebut, karena beberapa hal, salah satunya dengan adanya beberapa varian vaksin dan memiliki efek yang berbeda-beda.
"Awalnya kami mengamati lebih dulu fenomena terkait vaksin ini. Lalu kami memilih vaksin yang paling rendah efeknya yaitu Sinovac. Kami juga tidak memaksa para santri untuk vaksin, namun lebih menawarkan secara suka rela siapa yang mau divaksin. Dan Alhamdulillah 70 persen lebih santri kami mau untuk divaksin dan ini sudah yang ke dua kalinya," katanya.
Ia mengaku mendukung sepenuhnya program pemerintah dalam melakukan percepatan vaksinasi bagi para santri dan masyarakat di sekitar ponpes.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC
-
7 Poin Kajian Surat Yasin tentang Ilmu, Adab, dan Cara Beragama menurut Gus Baha
-
7 City Car Bekas Rp50 Jutaan yang Cocok untuk Keluarga Baru di 2025