SuaraJawaTengah.id - Hari ini cuaca Kota Semarang begitu terik. Namun, sejumlah perempuan masih semangat membuat jamu yang akan dijual ke sejumlah tempat. Mereka merupakan warga Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
Mayoritas mereka merupakan istri dari suami yang terdampak PHK selama pandemi. Dengan jualan jamu itu, mereka bisa bertahan agar kebutuhan sehari-hari tercukupi.
Jika dilihat, mereka mempunyai tugas masing-masing. Ada yang bertugas mengaduk jamu instan, packing hingga melayani pelanggan melalui media sosial, marketpleace maupun offline.
Meski membutuhkan uang agar "dapur tetap ngebul" saat pandemi, mereka tetap melakukan gerakan sosial untuk membantu warga yang terkena Covid-19.
Baca Juga: Akibat Pandemi, 98.001 Orang di Kota Semarang Jadi Pengangguran
Warga sekitar yang tertular Covid-19 akan diberikan jamu secara cuma-cuma hingga sembuh. Gerakan sosial itu sudah dilakukan sejak awal pandemi.
Ketua produksi Jamu Kobe-08, Sri Muryanti mengatakan,sampai saat ini korban PHK yang tergabung dalam bisnis tersebut mencapai 40 persen.
Menurutnya, usaha jamu Kobe-08 sudah berjalan tiga tahun yakni mulai pertengahan Oktober 2018. Kini, usaha tersebut sudah mempunyai 6 varian rasa dalam bentuk botol dan instan.
“Untuk penjualannya saat ini dalam bentuk online dan offline,” jelasnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (19/10/2021).
Mereka memasarkan produknya melalui media sosial dan juga beberapa toko yang tersebar di beberapa tempat. Sejauh ini, Jamu Kobe-08 juga sudah bekerja sama dengan 20 toko yang masih berada di area sekitar kecamatan Genuk.
Baca Juga: Dapat Wasiat dari Istrinya, Supir Angkot di Kota Semarang Gratiskan Tumpangan Setiap Jumat
“Kita juga buka reseller agar tetap mengeksiskan usaha jamu supaya tetap berjalan,” paparnya.
Jika dihitung, terdapat ribuan botol yang terjual selama satu bulan baik yang terjual secara online maupun offline.
Kini usaha jamu yang dipimpin Sri sudah mempunyai 6 varian dalam bentuk botol dan instan yang terbuat dari kunir asam, beras kencur, dan gula asam.
Untuk resep ramuan jamu Kobe-08 juga tak sembarangan. Mereka mendatangkan ahli/pengajar dari luar supaya usaha ini tetap berjalan.
"Ibu-ibu diminta untuk mengikuti pelatihan meracik jamu. Mereka diajarkan mulai dari awal hingga akhir hingga mampu meracik sendiri,"ucapnya.
Sampai saat ini omzet penjualan jamu tersebut rata-rata Rp 6 juta per bulan, dengan penjualan 800-1000 packs atau botol. Menurutnya, selama pandemi permintaan konsumen semakin membludak.
"Kalau sedang ramai perbulan bisa mencapai Rp 10 juta lebih keuntungannya," ucapnya.
Dia berharap jamu kobe-08 ini dapat berkembang pesat. Kedepan, pihaknya bersama pemerintah setempat akan membuat kebun untuk menanam bahan dasar jamu.
"Kalau sudah nanam sendiri produksinya kita bisa tambah banyak lagi," paparnya.
Salah satu anggota, Eni menambahkan, bisnis jamu tersebut membantunya karena menambah penghasilan rumah tangga. Pasalnya, selama pandemi penghasilan suaminya juga menurun.
“Penghasilannya menurun,” tandasnya.
Salah satu pembeli, Adi Mungkas mengatakan, jika dirinya baru satu kali membeli jamu Kobe-08. Dia mengaku tau jamu Kobe-08 dari internet. Dia sengaja mencari jamu untuk menambah imunitas tibuh selama pandemi.
"Saat ini kan macem-macem ya, peralihan musim juga bisa buat sakit ditambah lagi pandemi. Kalau tubuh tak diberi vitamin nanti bisa kacau," paparnya.
Selain membeli jamu untuk dirinya, dia juga membeli jamu untuk keluarganya. Kebetulan istri dan anak-anaknya juga suka minum jamu.
"Ini saya beli 3 madu cari dan dua madu instan agar bisa bertahan lama. Kalau coccok nanti saya akan berlangganan," imbuhnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
Akhir Kejayaan PT Sritex: Selamat dari Krisis Moneter, Terlilit Utang Belasan Triliun, Pailit dan PHK Ribuan Karyawan
-
Pinjam Kantor Polisi, KPK Periksa Ketua DPRD Semarang Terkait Kasus Korupsi Walkot Ita
-
Periksa Anggota DPRD Kota Semarang, KPK Cecar Soal Pengaturan Lelang di Pemkot
-
Amankan Puluhan Pelajar, Polisi Panggil Ortu untuk Tanyakan Apa Alasan Siswa SMK Ikut Aksi di Depan DPRD Kota Semarang
-
Mengintip Isi Garasi Calon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi, Ada Mobil Listrik hingga Minibus Dibawah Rp100 Juta
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?