Rumah-rumah yang berjarak 20 km dari semburan sempat terdampak namun hanya lumpur yang melumuri rumah saja.
Meskipun demikian, fenomena semburan lumpur membuat warga di sekitar semburan sempat mengungsi. warga smepat panik karena kejadian semburan ini bakal mirip seperti perisitiwa lumpur Lapindo di Sidoarjo yang muncul semenjak 2006 silam dan saat itu belum menunjukan tanda-tanda berhenti.
Kepala Badan Geologi yang saat itu menjabat, Surono menuturkan bahwa air yang keluar dari sumur bor cenderung bersifat basa dengan pH 8,4 dan bersuhu rendah, yakni 31,1 derajat celcius, Pengukuran komposisi gas dengan menggunakan radas Draeger ini memperlihatkan dominannya kadar gas metana, yakini maksimum 76 persen LEL (Low Explosive Level) dan rata-rata 35 persen LEL.
Gas-gas lain seperti karbondioksida, sulfurdioksida dan hidrogen sulfida absen/tak terdeteksi. Meski semburan sudah berhenti, namun tim menemukan di lokasi masih terjadi gelembung-gelembung gas berintensitas rendah.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, BPBD Cilacap Minta Masyarakat untuk Meningkatkan Waspada Bencana
Sebelumnya, warga Dukuh Sarimulyo melakukan pengeboran sumur untuk mencari sumber air sebagai upaya pemenuhan air bersih selama musim kering yang panjang.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Selat Muria merupakan perairan purba yang kemudian mengalami pendangkalan dari proses sedimentasi material beberapa sungai yang bermuara di daerah yang sekarang disebut Grobogan, Demak, Kudus, dan Pati. Selain itu pendangkalan itu juga disebabkan karena longsoran letusan Gunung Muria.
Proses pendangakalan Selat Muria diperkirakan sudah terjadi sejak abad ke-13 di mana secara berangsur-angsur, terjadi penyusutan perairan di Selat Muria. Material sedimentasi itu diperkirakan berasal dari Kali Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana yang membawa material tanah dan bebatuan sehingga perairan selat berubah menjadi daratan. Pada abad ke-17, proses sedimentasi akhirnya membuat Gunung Muria dan Pulau Jawa menyatu.
Berita Terkait
-
Riau Jadi Provinsi Kedua Tertinggi Terjadi PHK
-
18 Ribu Pekerja di PHK hingga Februari 2025, Ini Provinsi Terbanyak
-
Puncak Arus Mudik Terjadi Hari Ini, Polda Jateng Terapkan One Way dari Tol Kalikangkung hingga Bawen
-
Sejumlah 14 Ribu Warga Jateng Mudik Gratis! Gubernur Luthfi Lepas Rombongan di Jakarta
-
Kabar Gembira! Pemprov Jateng Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan pada Lebaran 2025
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati
-
Berkat BRI, Peluang Ekspor bagi Gelap Ruang Jiwa Terbuka Makin Lebar
-
Sejak Ikut dalam UMKM EXPO(RT), UMKM Unici Songket Silungkang Kini Tembus Pasar Internasional
-
Asal-Usul Penamaan Bulan Syawal, Ternyata Berkaitan dengan Unta