Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 02 November 2021 | 11:03 WIB
Anggota Komisi X DPR RI, A.S. Sukawijaya atau Yoyok Sukawi. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Anggota Komisi X DPR RI, A.S. Sukawijaya menyoroti kejadian pembelajaran tatap muka (PTM) yang menimbulkan penyebaran Covid-19 di Kota Semarang.

Seperti telah dikonfirmasi oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang, puluhan sekolah di Kota Semarang menghentikan PTM karena ada temuan beberapa siswa yang positif.

Hal ini lantas ditanggapi oleh A.S. Sukawijaya yang menjadi anggota DPR RI dari Dapil I Jawa Tengah. Menurutnya, harus segera ada evaluasi mengenai PTM supaya sekolah-sekolah tidak menjadi kluster penyebaran Covid-19.

“Segera dievaluasi kejadian ini. Jangan sampai sekolah yang menggelar PTM menjadi kluster. Langkah tegas dari Dinas Pendidikan Kota Semarang yang memberhentikan PTM di sekolah-sekolah tersebut sudah tepat, namun harus ada tindak lanjutnya seperti tracking supaya penyebaran Covid-19 tidak kembali meluas. Nanti kalau ada rapat dengan Kemendikbud, Komisi X juga akan menyampaikan temuan ini supaya tidak ada kejadian penyebaran Covid-19 saat PTM di seluruh Indonesia,” tutur anggota DPR yang kerap disapa Yoyok Sukawi dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (2/10/2021)

Baca Juga: Begini Kondisi Guru dan Pelajar Peserta PTM di Kota Bandung yang positif COVID-19

Yoyok Sukawi juga menambahkan bahwa penyebaran Covid-19 di sekolah sangat berisiko terhadap penularan Covid-19 di tempat-tempat lainnya. Ia tidak ingin situasi Kota Semarang yang sudah berhasil mengendalikan angka penyebaran Covid-19 sedikit melonjak angka penyebaran Covid-19 nya karena kegiatan PTM.

“Kalau ditarik garis, penyebaran di sekolah itu bahaya karena siswa-siswi sekolah punya keluarga di rumah. Apalagi ini Semarang sudah level 1, eman-eman dan harus tetap waspada,” lanjutnya.

Yoyok Sukawi juga ingin apabila PTM tetap digelar, orang tua murid dan pihak sekolah aktif untuk menanyakan kondisi siswa atau guru yang melaksanakan PTM supaya antisipasi dini bisa dilakukan.

“Bapak Ibu orang tua murid dan Bapak Ibu guru juga harus aktif nggih menanyai kondisi badan masing-masing. Kalau memang tidak fit, jangan dipaksakan datang ke kegiatan PTM,” pungkas anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat ini.

Ganjar Ingatkan Prokes

Baca Juga: Waduh! Gibran Ungkap Fakta Ada Orang Tua Marah Saat Anaknya Diswab Acak

Sebelumnya pemerintah menghentikan pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah di Kota Semarang. Hal itu lantaran ditemukan kasus penularan Covid-19 di sekolah.

“Ada, tiap sekolah ada (Satgas Covid-19). Pokoknya SOP-nya ditutup kayak yang di Solo itu. Langsung tutup dua minggu, terus dievaluasi,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai rapat koordinasi percepatan penanganan Covid-19 di Ruang Rapat lantai 2 Gedung A, Senin (1/11/2021).

 Ganjar menegaskan bahwa dari kejadian tersebut pentingnya untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Dan, setiap sekolahan harus memiliki Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab untuk memantau terus-menerus pelaksanaan PTM, serta evaluasi.

“Itu yang saya katakan tadi harus disiplin. Ya mereka bisa ketularan meskipun data yang masuk ke kita mereka tanpa gejala. Maka SOP-nya satu pokoknya ditutup dan setiap sekolah harus punya Satgas Covid-19 yang memantau terusmenerus, dan kita evaluasi pasti,” lanjutnya.

Ganjar meminta siswa maupun guru yang dinyatakan positif Covid-9 untuk diberi perawatan. Selain itu, harus dilakukan tracing dan testing terhadap sekolah yang bersangkutan. 

“Iya tutup, sekolah tutup dulu dan dirawat anaknya. Dan dilakukan tracing dan testing. Pokonya SOP-nya begitu,” paparnya.

Load More