SuaraJawaTengah.id - Menyandang gelar mantan narapidana teroris memang masih sangat awam di kalangan masyarakat. Eks Napiter terkadang dianggap membahayakan, meski sudah menyatakan bertobat dan mencintai NKRI.
Namun demikian, eks napiter harusnya mendapatkan pendampingan. Terutama bagi keluarga, yaitu istri dan anak-anaknya.
Anak-anak dari seseorang yang menyandang status sebagai eks napiter perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Membuka komunikasi dengan banyak cara perlu dilakukan agar stigma yang terlanjur melekat pada dirinya bisa terkikis.
Hal itu dikatakan Ketua Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani) Mahcmudi Hariono alias Yusuf, Minggu (14/11/2021) di Kota Semarang. Anggota Yayasan Persadani adalah para eks narapidana terorisme khususnya di wilayah pantura Jawa Tengah. Pengurusnya ada di Kota Semarang.
Baca Juga: Napi Terorisme di Lapas Rajabasa dan Lapas Metro Ikrar Setia NKRI
Yusuf yang asli Jombang Jawa Timur sebelumnya ditangkap Densus 88/Antiteror Polri pada tahun 2003 silam di Kota Semarang. Dia divonis 10 tahun, menjalani hukuman 5,5 tahun penjara. Kasusnya mentereng, menyimpan bahan peledak dan senjata yang beratnya hampir 1 ton, berkaitan dengan kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Pasca-bebas penjara, Yusuf kemudian menikah dan kini punya 3 anak yang saat ini semuanya masih bersekolah. Sebab itulah, Yusuf paham betul apa yang dirasakan anak-anak mereka. Pun dengan orang-orang lain yang punya cerita masa lalu serupa.
“Mau tidak mau, suka tidak suka, pasti ada stigma yang melekat. Bagi saya sendiri maupun keluarga, juga anak-anak,” kata Yusuf.
Salah satunya berangkat dari sebab itulah, Yusuf sangat berterimakasih, dia diundang bersama 5 orang anggota Persadani lainnya untuk sekadar makan siang bersama dengan Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Jawa Tengah yang menggandeng Rumah Pancasila dan Klinik Hukum.
Tak hanya Yusuf dan 6 rekannya, namun para istri dan anak-anak juga diajak makan bersama. Semuanya tampak senang. Apalagi ada bingkisan berupa tas dan buku beserta alat tulis, serta tali asih uang tunai dari Polda Jawa Tengah yang diberikan.
Baca Juga: Menanti yang Kembali, Ideologi Terorisme Menjadi Momok Bangsa Indonesia
Masing-masing dari mereka, selain Yusuf, ada Sri Pujimulyo Siswanto, Badawi Rachman, Nur Afifudin, Harry Setya Rachmadi dan Sobri.
Berita Terkait
-
Siapa Ali Imron? Napi Teroris, Guru Ngaji Tio Pakusadewo di Penjara: Dia Mengenalkan Kembali Saya dengan Huruf Al-Quran!
-
Eks Anggota JI Imbau Tak Euforia Jatuhnya Rezim Assad: Jangan Bawa Konflik ke Indonesia
-
Cium Bendera Merah Putih saat Upacara di Penjara, Napi Teroris Ini Pilih Insaf
-
Komisi III Harap Program Deradikalisasi Akomodir Peluang Bekerja eks Napi Teroris
-
Pasca Bebas Bersyarat, Umar Patek Minta Maaf, Korban yang Selamat Kecam Pembebasannya
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025