Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 06 Januari 2022 | 08:26 WIB
Siswa SD Negeri Ngrajek 1, Kecamatan Mungkid, Magelang makan kembulan sebagai syukuran dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM). Selama 2 tahun siswa nyaris tidak pernah belajar di kelas akibat pandemi. (Dok. Wali murid SD Ngrajek 1).

SuaraJawaTengah.id - Wali murid SDN Ngrajek 1, mengadakan syukuran menyambut dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah. Belajar tatap muka dilakukan dengan menerapkan prokes ketat.  

Syukuran PTM dilakukan dengan cara makan bersama (kembulan), murid dan guru di sekolah. Mereka menyantap bersama nasi dan beraneka lauk pauk yang dihamparkan pada selembar daun pisang.

Kepala Sekolah SD Ngrajek 1, Toifur Yusuf mengatakan acara syukuran diadakan pada hari pertama masuk sekolah, 3 Januari 2022. Pembelajaran tatap muka terbatas dimulai awal semester genap tahun ajaran 2021-2022.

Menurut Toifur Yusuf, acara kembulan sebagai bentuk syukur orang tua menyambut PTM. Hampir 2 tahun kegiatan belajar difokuskan di rumah akibat pandemi.  

Baca Juga: Sekolah di Jakarta Wajib Ditutup 15 Hari Jika 5 Persen Guru dan Murid Terpapar Covid-19

“Wali murid kami datangkan, tapi tetap prokes. Alhamdulillah orang tua bersyukur karena sudah mulai PTM terbatas,” kata Toifur Yusuf saat ditemui di SD Ngrajek 1, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Rabu (5/1/2022).

Toifur Yusuf mengapresiasi inisiatif orang tua mengadakan syukuran PTM. Ini sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang orang tua murid terhadap sekolah. “Ini menunjukkan betapa mereka merindukan anak-anak kembali sekolah.”

SD Ngrajek memberlakukan PTM terbatas dengan kapasitas 50 persen dari jumlah siswa. Sebanyak 186 siswa masuk sekolah Senin-Sabtu dengan pembagian 2 sift berdasarkan durasi pelajaran.

Pembelajaran sift pertama dimulai pukul 7.15 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Setelah seluruh siswa sift pertama dipulangkan, pembelajaran sift kedua baru dimulai pukul 10.15 WIB.

SD Ngarjek 1 dinilai telah siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka sesuai standar prokes. Semua orang yang masuk kompleks sekolah wajib menjalani pemeriksaan suhu.

Baca Juga: Omicron Mengancam, KPAI Sebut PTM 100 Persen di Sekolah Sangat Berisiko

Sekolah juga menyediakan sarana cuci tangan dan hand sanitizer di sejumlah tempat yang mudah dijangkau siswa. Guru dan orang tua siswa berkoordinasi untuk mencegah murid yang sedang sakit masuk sekolah.

Menyambut PTM terbatas, pihak sekolah dan orang tua murid berinisiatif menghias interior kelas agar ada penyegaran suasana. Total 7 lokal kelas di SD Ngrajek 1 dicat ulang dan dihias agar murid kerasan.

“Jadi mereka (murid) happy masuk ke kelas. Ada perubahan yang bikin anak itu pangling. Itu salah satu daya tarik setelah hampir 2 tahun mereka tidak pernah masuk kelas,” kata Toifur Yusuf.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More