Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 14 Januari 2022 | 07:56 WIB
Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah Cholil Nafis ikut berkomentar soal maraknya pembicaraan isu penistaan agama di media sosial. [YouTube/PadasukaTV]

SuaraJawaTengah.id - Jagat media sosial saat ini tengah ramai membicarakan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh beberapa orang dari berbagai kalangan. 

Setelah kicauan mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaen bernada penistaan agama dilaporkan dan berhasil jadi tersangka. Publik pun kemudian berbondong-bondong melaporkan kasus penistaan agama lainnya. 

Mulai dari Ustaz Abdul Somad, Eko Kuntandhi, Abu Janda, Deny Siregar, Rocky Gerung turut terseret kasus penistaan agama. Karena pernah membuat cuitan atau ceramah yang menyinggung agama lain. 

Ramainya kasus penistaan agama tersebut membuat Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah Cholil Nafis gusar. Menurutnya, para pelaku membuat pernyataan bernada penistaan agama karena ada tujuan tertentu. 

Baca Juga: Minta Bimbingan Ulama, Ferdinand Hutahaean Disebut Cocok Dibimbing Bahar Smith di Penjara

"Ya orang ini (pelaku penistaan agama) sedang bertarung wacana di dunia publik dan masing-masing mereka ingin mendominasi pemikiran atau ideologinya di masyarakat," buka Cholil Nafis di kanal YouTube Padasuka TV

"Maka kadang-kadang mereka menginjak orang lain untuk menunjukkan dirinya tinggi. Ini yang salah, seharusnya kita menunjukkan ketinggian kita tanpa harus menginjak orang lain," sambungnya. 

Lebih lanjut, Cholil Nafis tak menampik jika ada beberapa pelaku penistaan agama tersebut yang memang sengaja untuk menyerang kelompok lain lewat kicauan-kicauannya di media sosial. 

"Satu sisi memang ada kesengajaan untuk menyerang kelompok lain yang bertentangan dengan ideologinya. Baik ideologi keagamaan maupun politik. Bahkan mungkin ideologi kebangsaan," terangnya. 

Disinggung soal pernyataan Ustaz Abdul Somad yang pernah berujar bahwa di salib ada jin kafir. Cholil Nafis enggan membahas persoalan tersebut terlalu mendalam. 

Baca Juga: Cuitan Ferdinand Hutahaean Disebut Sebagai Penistaan Agama, GP Ansor Minta Polri Tegas

"Kita (MUI) belum menfatwakan persoalan itu jadi kita belum bisa menilai. Apakah termasuk penistaan agama atau tidak. Kita serahkan ke pengadilan saja. Kalau kita dimintai sanksi, kita juga siap," paparnya. 

Cholil Nafis pun merasa prihatin dengan beberapa kalangan yang terseret kasus penistaan agama. Menurutnya motif para pelaku yang melakukan hal tersebut karena ingin dikenal publik dan ideologi yang dimilikinya mendominasi. 

"Agama itu kan paling murah untuk dijadikan alat konflik. Jadi kalau kita mau konflik itu paling mudah dan murah adalah atas dasar agama," sambungnya. 

"Pesan saya kepada masyarakat jangan asal berbicara soal agama dan paling penting belajar ilmu agama kepada kiai yang trek rekor yang sudah jelas. Jangan belajar ilmu agama di sosial media," pungkasnya. 

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More