Siswanto
Selasa, 25 Januari 2022 | 16:30 WIB
Kondisi salah satu mobil warga kampung miliarder di bengkel 2000 Tuban, Jawa Timur [dok]

"Harapan saya tinggal ini. Setiap hari saya terus diomeli istri karena menganggur. Sapi terus menerus berkurang untuk makan sehari-hari," katanya.

Mugi (60) juga bernasib sama dengan Musanam.

Dulu, dia menjual tanah seluas 2,4 hektare ke Pertamina seharga Rp2,5 miliar.

"Sekarang ada perasaan menyesal karena sudah menjual lahan. Dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai dan setiap kali panen bisa meraup Rp40 juta, tapi sekarang saya tak punya pendapatan lagi," katanya.

Uang hasil penjualan tanah semakin lama semakin berkurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mugi teringat dulu ketika petugas sering mendatanginya untuk menjual tanah.

"Petugas sering datang ke kebun. Mengiming-imingi pekerjaan untuk anak-anak tapi hanya bohong sekarang," kata dia.

Menanggapi protes warga menyangkut janji pekerjaan yang tak kunjung ditepati, perwakilan Pertamina Solikin meminta waktu dua pekan untuk menyelesaikan masalah perekrutan security.

"Hari ini belum ada keputusan karena harus dikoordinasikan dulu dengan pimpinan pusat," kata dia.

Baca Juga: Mengintip Sumbangan Hewan Kurban dari Warga Kampung Miliarder Tuban

Load More