SuaraJawaTengah.id - Sejumlah peranakan Tionghoa yang lahir dan hidup di Tegal memiliki kontribusi dalam berbagai bidang. Namun beberapa dari sosok mereka tak banyak diketahui masyarakat. Salah satunya adalah Tan Hong Boen.
Tan Hong Boen adalah peranakan Tionghoa kelahiran Kabupaten Tegal pada Februari 1905 silam. Sosok yang hidup hingga 1983 ini merupakan pembuat pertama produk jamu dan obat herbal yang sudah melegenda dan dikenal luas masyarakat, Pilkita. Pabriknya hingga kini masih kokoh berdiri di Slawi, Kabupaten Tegal.
Selain orang yang pertama kali meracik Pilkita hingga akhirnya menjadi produk obat herbal yang dikonsumsi berbagai kalangan, yang tak banyak diketahui, Tan Hong Boen juga adalah seorang penulis dan jurnalis. Dia banyak melahirkan karya-karya sastra yang luput dari sejarah sastra Indonesia.
Sejarawan Pantura, Wijanarto mengatakan, Tan Hong Boen merupakan pioner sastra peranakan Tionghoa yang hidup pada tiga zaman.
"Dia itu tinggalnya di Banjaran (Kecamatan Adiwerna). Dulu itu Banjaran sampai Slawi Kulon tempat peranakan Tionghoa yang terbesar di Kabupaten Tegal," katanya, Senin (31/1/2022).
Menurut Wijanarto, Tan Hong Boen tergolong penulis yang produktif. Meskipun peranakan Tionghoa, karya-karya Tan Hong Boen banyak mengangkat kisah-kisah masyarakat lokal di pedesaan dan berlatar belakang legenda rakyat Nusantara.
"Ini yang membedakannya dengan penulis peranakan Tionghoa sebelumnya yang biasanya menerjemahkan atau mengangkat cerita dari daratan Tiongkok," ujarnya.
Selain menulis novel serta cerita-cerita fiksi yang diterbitkan di surat kabar dan majalah, Tan Hong Boen juga menulis buku biografi. Salah satunya adalah biografi presiden RI pertama, Soekarno. Judulnya Soekarno Sebagi Manoesia dan terbit pada 1933.
"Dia itu penulis biografi Soekarno pertama kali sebelum Cindy Adams. Jadi dia menyaksikan pergerakan politik Soekarno dan kagum sehingga menulis biografi Soekarno. Meskipun singkat atau tipis, tapi itu menjadi bukti bahwa biografi Soekarno yang menulis pertama kali adalah peranakan Tionghoa," ungkap Wijanarto.
Baca Juga: Viral Ratna Dewi Istri Presiden Soekarno Nyanyi Sambil Dansa di Usia 82 Tahun, Publik Takjub
Menurut Wijanarto, dalam menulis karya-karyanya, Tan Hoeng Boen senang menggunakan nama-nama samaran. Beberapa nama yang digunakan adalah nama Jawa, antara lain Ki Hadjar Sukowijono.
"Dia dijuluki oleh peneliti luar negeri sebagai pengarang berwajah seribu karena dia menulis selalu tidak dengan nama asli. Banyak namanya. Kadang nama Cina, nama Jawa. Selain biografi Soekarno, yang menarik dia juga pernah menulis Mahabharata," ujarnya.
Wijanarto mengatakan, melalui karya sastra, Tan Hong Boen berperan dalam upaya membangun entitas ke-Indonesiaan serta rekonsiliasi di tengah konflik horizontal yang beberapa kali pecah di Tegal pada era sebelum dan sesudah kemerdekaan.
"Dia tokoh peletak dasar rekonsiliasi ke-Indonesiaan, karena orang peranakan Tionghoa watu itu terbelah. Ada yang ingin gabung Tionghoa, ada yang ingin bergabung Indonesia. Tegal juga punya sejarah kelam sejumlah konflik horizontal, termasuk yang menimpa kelompok peranakan Tionghoa," jelasnya.
Wijanarto mengatakan, sebagai peranakan Tionghoa, Tan Hong Boen justru sangat mengagumi kebudayaan Indonesia, terutama kebudayaan Jawa. Kekaguman ini membuatnya kerap berkelana ke desa-desa.
Tan Hong Boen memiliki pemikiran, bahwa orang Tonghoa yang lahir atau hidup di Indonesia harus belajar banyak dari kebudayaan Indoneisa, terutama Jawa yang sangat dia kagumi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota