Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 08 Februari 2022 | 16:11 WIB
Ilustrasi minyak goreng Banyumas. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJawaTengah.id - Harga minyak goreng masih belum menunjukan tanda-tanda stabil. Seperti di Banyumas, harga minyak goreng belum menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah. 

Pedagang di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Banyumas mengaku masih kesulitan menyesuaikan harga minyak goreng.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Retno Wulandari.

"Terkait dengan kebijakan minyak goreng tiga harga, pedagang di pasar tradisional itu memang belum bisa menyesuaikan khususnya yang curah. Kan ada tiga harga, minyak goreng curah itu Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter," kata Retno dikutip dari ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (8/2/2022).

Baca Juga: 5 Daerah Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia, Jadi Pemasukan Terbesar Negara

Dalam hal ini, kata dia, pedagang di pasar tradisional belum bisa menyesuaikan harga eceran tertinggi minyak goreng curah yang sebesar Rp11.500 per liter karena saat mengambil dari distibutor, harganya masih tinggi sehingga mereka masih menjualnya di kisaran Rp19.000 per liter.

Sementara untuk minyak goreng kemasan premium, lanjut dia, ada beberapa pasar tradisional di wilayah kota Purwokerto yang bisa menyesuaikan dengan harga yang ditetapkan pemerintah, yakni sebesar Rp14.000 per liter.

"Kalau yang di pusat perbelanjaan atau toko swalayan sudah bisa menyesuaikan harga yang ditetapkan pemerintah. Cuma stoknya yang agak kesulitan dan mungkin itu terjadi di semua kabupaten/kota," katanya.

Bahkan, stok minyak goreng di beberapa toko swalayan saat sekarang sudah kosong.

Terkait dengan hal itu, Retno mengatakan Dinperindag Kabupaten Banyumas akan terus memantau perkembangan ketersediaan minyak goreng di pasaran dan melaporkannya ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun pemerintah pusat.

Baca Juga: Dugaan Mafia Minyak Goreng Bikin Resah Satu Negara, Pemerintah Diminta Bentuk Tim Pengawas

"Jadi kalau ada permasalahan atau kelangkaan, kami sampaikan ke hotline minyak goreng," katanya.

Load More