SuaraJawaTengah.id - Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo menjadi sorotan beberapa hari ini. Hal itu tentu saja menyangkut soal Proyek Bendungan Bener.
Imbas Bendungan Bener itu, Desa Wadas direncakan akan menjadi daerah tambang batu Andesit. Tentu saja, sebagian warga dan aktivis lingkungan menolak rencana pemerintah tersebut.
Berdasarkan data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Yogyakarta yang diunggah di akun Instagram @wadas_melawan terdapat alasan warga menolak proyek tambang tersebut.
Pertama Pembebasan/perampasan lahan (alih kepemilikan) akan menghapus sumber mata pencaharian ribuan warga di Desa Wadas.
Sebab Selama ini warga memanfaatkan lahan-lahan tersebut secara turun temurun. Mereka menggunakan lahan itu untuk pertanian tumpangsari dengan menanam buah-buahan, rempah-rempah, palawija, tanaman keras, dan tanaman perkebunan lainnya seperti kopi, kelapa, karet dan aren.
Kegiatan pertanian itu pula yang meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus membuat kelestarian di Desa Wadas terjaga sampai saat ini.
Kedua, mereka tidak akan mau hidup berdampingan dengan lingkungan yang sudah rusak, di mana tak ada mata air dan tanaman yang bisa tumbuh, dan membuat Desa Wadas tidak layak huni.
Ketiga, Walhi juga mencatat terdapat Cacat prosedural sejak awal atau tidak melalui proses sosialisasi dan kajian lingkungan.
Warga Wadas sebenarnya tidak menolak dengan Bendungan Bener. Mereka hanya tidak ingin tanah keluarganya menjadi tambang.
Baca Juga: Soal Kisruh Desa Wadas, Fahri Hamzah: Mungkin Ganjar Pranowo Tidak Tahu
Diketahui tambang Quarry, atau penambangan terbuka dikeruk dan menggunakan ledakan 5.300 ton dinamit atau 5.280.210 Kg, hingga kedalaman 40 meter.
Tambang quarry di Desa Wadas menargetkan 15,53 juta meter kubik material batuan Andesit untuk pembangunan Bendungan Bener, dengan kapasitas produksi 400.000 meter kubik setiap bulannya.
Memiliki Nilai EKonomi
Dari data Walhi Yogyakarta menyebutkan, tanah di desa wadas merupakan surganya durian. Daerah tersebut juga menjadi lumbung ekonomi warga dari hasil perkebunan. Nilai akumulasi tanaman budidaya warga di wadas per tahun antara lain, Petai mencapai Rp241 juta, kayu sengon Rp2 miliar, Kemukus Rp1,35 miliar, Vanila Rp266 juta dan Durian Rp1,24 miliar
Selain itu juga memiliki 12 jenis burung belum termasuk elang. Ada burung Walet Sapi, Cekak Gunung, Kleci, Kutilang, Tekukur, Madu Kelapa, Bondol Haji, Pipit, Trocokan, Prenjak Sisi Merah, Prenjak Jawa dan Blekok Sawah
Desa Wadas sendiri dulunya termasuk wilayah yang diperuntukan untuk perkebunan. Hal itu sesuai dengan Peraturan Daerah Purworejo nomor 27 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), telah menetapkan desa ini sebagai kawasan untuk perkebunan.
Berita Terkait
-
Jokowi Dilaporkan ke PBB, Dugaan Pelanggaran HAM Atas Dalih Pembangunan
-
Permasalahan di Wadas Kembali Disinggung Peserta Aksi Gejayan Memanggil
-
Tidak Takut! Ganjar Pranowo Sebut Jokowi, Dalam Proyek Pembangunan Bendungan yang Bikin Konflik Wadas
-
Bela Ganjar, Mahfud MD: Wadas itu Tak Ada Pelanggaran HAM!
-
Ganjar Persilakan Isu Wadas Diangkat Di Debat Pilpres, Mahfud MD: Bagus Juga
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
Terkini
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?
-
Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi di SMKN 7 Semarang, Siswa Sambut Antusias