Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 12 Februari 2022 | 08:00 WIB
Warga Desa Wadas menolak adanya proyek tambang batu andesit untuk kebutuhan proyek strategis nasional bendungan bener. [Suara.com/Angga Haksoro Ardhi]

Patroli polisi bersenjata lengkap kian masif masuk ke Desa Wadas, sehingga menimbulkan ketakutan warga. Pada 15 Januari 2022, tersebar pesan intimidasi yang berisi ancaman pidana bagi warga yang menghalangi petugas BPN mengukur tanah.

Sekitar tanggal 6-7 Februari 2022, terlihat konsentrasi polisi dalam jumlah besar di Lapangan Kecamatan Bener. Sejumlah tenda didirikan menandakan personel akan berada di lokasi untuk waktu cukup lama.

Keesokan harinya, tanggal 8 Februari sekitar pukul 09.00 WIB, 10 truk polisi merayap memasuki Desa Wadas. Diikuti beberapa mobil patroli dan unit khusus anjing pelacak (K9).

Mereka mengawal 10 tim petugas BPN dan Dinas Pertanian yang akan mengukur serta menginventarisir tanaman di lahan yang akan dijadikan lokasi tambang.

Baca Juga: Peristiwa Wadas Bakal Jadi Ganjalan dan Turunkan Elektabilitas Ganjar Pranowo? Begini Kata Pengamat

Polisi menangkap 67 orang dengan dalih mencegah bentrok antara warga yang mendukung dan kontra pertambangan. Diantara mereka terdapat anak dan remaja berusia 15-17 tahun.

Meski mereka yang ditahan telah dibebaskan, selama penangkapan warga mengaku menjadi korban pemukulan aparat. Kaum ibu dan lansia yang sedang menggelar mujahadah sempat tertahan selama berjam-jam di dalam masjid.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More