Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 26 Februari 2022 | 09:32 WIB
Pegiat media sosia memberikan pembelaan kepada Gus Yaqut soal membandingan suara azan dengan gonggongan anjing. [Instagram/@permadiaktivis2]

SuaraJawaTengah.id - Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda turut angkat bicara terkait ramainya kecaman publik terhadap Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas atau lebih akrab disapa Gus Yaqut. 

Gus Yaqut dikecam tentunya bukan tanpa sebab. Pasalnya ketika ia menjelaskan mengenai aturan penggunaan suara speaker masjid. Gus Yaqut menganalogikan suara azan dengan gonggongan anjing. 

Tak terima Gus Yaqut jadi bahan olok-olok publik di media sosial. Abu Janda yang diketahui anggota banser pun langsung pasang badan. 

"Jadi gini ya, pertama, saya anggota Banser. Dan di Banser itu kita dididik militer sehigga kita punya jiwa korsa. Gus Yaqut adalah panglima saya di Banser, jadi tentu saja saya akan bela Beliau," ucap Abu Janda melalui akun instagramnya. 

Baca Juga: Analogi Suara Azan dan Gonggongan Anjing Menteri Agama Timbulkan Polemik, Desy Ratnasari: Segera Minta Maaf

"Meski saya juga perlu kritik, karena memang pemilihan diksi beliau memang kurang bijak," sambungnya. 

Lebih lanjut, kata Abu Janda menerangkan pernyataan Gus Yaqut yang kontroversi tersebut tidak ada unsur penghinaan terhadap Islam. 

"Setelah saya simak videonya, ternyata Gus Yaqut tidak mengatakan satu pun kata azan. Yang Beliau maksud adalah penyalahgunaan toa, misalnya, pengajian anak-anak bersuara parau yang disembur toa waktu orang-orang istirahat. Jadi Gus Yaqut tidak membandingkan suara azan dengan anjing menggonggong," papar Abu Janda. 

Dibalik kegaduhan tersebut, Abu Janda tak menampik ada salah satu kelompok yang sengaja menyerang Gus Yaqut dengan menggoreng isu itu dengan sedemikian rupa. 

"Jadi yang harus kalian pahami sumber gaduh bukan dari pernyataan Gus Menteri. Tapi sumber kegaduhan adalah dari musuh-musuh politik Gus Menteri yang menggoreng dan memelintir pernyataan sampai bikin kalian semua ikut marah," tandas Abu Janda. 

Baca Juga: Rektor UIN Walisongo Tegaskan SE Menteri Agama Jadi Regulasi Penting untuk Jaga Keharmonisan

Sebelumnya, surat Edaran Menteri Agama Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara Masjid dan Musala menuai banyak kontra di masyarakat.  

Padahal surat tersebut dikeluarkan oleh Menteri Agama dengan tujuan untuk meningkatkan ketenteraman, ketertiban, dan keharmonisan antarwarga. 

Nampaknya masyarakat Indonesia belum sepenuhnya bisa menerima aturan baru tersebut. Lantaran penggunaan pengeras suara di masjid telah menjadi budaya di masyarakat. 

Sontak pembelaan Abu Janda tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit dari mereka yang sepemikiran dengan Abu Janda. 

"Saya putar video berkali-kali masih gak paham dimana suara azan dibandingkan dengan suara guguk. Segini ceteknya kah otak netizen wkwkwk," ujar akun @trip.ta**. 

"Masuk penjelasannya, kudu pinter jadi wong ki. Rak usah melu-melu, apa-apa digoreng. Begitulah politik, dengan cara kotor untuk membunuh lawannya," tutur akun @susetyo**. 

"Sekarang suara toa itu diabaikan, padahal ketika toa itu bersuara. Banyak dari kita yang mengabadikannya," sahut akun @r.lembay**. 

"Kasusnya hampir mirip dengan pak Ahok, tapi sekarang orang udah pintar soal goreng menggoreng udah gak mempan lagi. Coba deh yang lain, selain gorengan," timpal akun @anatan**. 

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More