Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 01 Maret 2022 | 12:56 WIB
Ilustrasi pemilu. Alasan penundaan Pemilu 2024 disebut tak mendasar dan dituding memuat motivasi elit mengamankan proyek strategis nasional. (VectorStock)

"Kita masih tetap waspada ketika Pak Jokowi mengatakan itu, ya, ingatlah. Dulu kan Jokowi, sebelum maju jadi presiden, dia gubernur waktu itu, mengatakan "saya mau fokus pada jakarta, nggak copras-capres. Ternyata nyapres."

Dalam kasus lainnya, revisi UU KPK dan Omnimbus Law yang disahkan tanpa mendengarkan aspirasi publik, lanjut Wijayanto.

Namun, terdapat sisi lain. Sejauh ini, terlihat perpecahan sikap mengenai penundaan Pemilu 2024, bahkan di tubuh koalisi gerbong Jokowi. Hal ini bisa menjadi pijakan tak ada penundaan Pemilu 2024 meski disebut sebagai "kabar baik yang tak bisa diharapkan" karena dinamika politik saat ini masih "lentur".

"Di kalangan elit sendiri, terjadi friksi. Ada orang-orang yang mereka kritis sudah siap untuk maju [pemilu presiden]," kata Wijayanto.

Baca Juga: Ramai Soal Usulan Pemilu 2024 Ditunda, Begini Sikap Jokowi

Siapa saja yang menolak penundaan Pemilu 2024?

Petinggi politik dari tiga partai politik pendukung pemerintah menolak usulan penundaan Pemilu 2024. Mereka adalah PDI Perjuangan, NasDem, dan PPP.

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, "Tidak ada sama sekali ruang penundaan Pemilu." Seperti dilaporkan Antara.

Sementara, Ketua Nasdem, Surya Paloh juga mengutarakan sikapnya. "Kalau ibarat kereta api, maka sudah tiup peluit dan jalan. Makanya harapan saya tentu kalau masalah penundaan ya jangan tertunda," katanya seperti dikutip Antara.

Lalu, Wakil Ketua MPR dari Fraksi PPP, Arsul Sani kepada media mengatakan, "Menurut saya secara moral konstitusi tidak pas untuk melakukan amandemen UUD jika MPR tidak bertanya dulu kepada rakyat secara keseluruhan, apakah rakyat setuju pemilu ditunda."

Baca Juga: Dianggap Langgar Konstitusi, Jusuf Kalla Tegas Tolak Usulan Pemilu Ditunda

Selain itu, partai politik lain yang menolak penundaan secara eksplisit adalah Demokrat, dan PKS.

Load More