SuaraJawaTengah.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo mengunjungi rumah duka dokter Sunardi terduga terorisme di RT 07 RW 03 Dukuh Bangunsari, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (11/4/2022).
IDI pun menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya kepada keluarga dokter Sunardi.
Dalam kesempatan ini, IDI fokus dengan profesinya sebagai dokter bukan kasusnya. Untuk kasusnya itu tanggung jawab penegak hukum.
"Kami di IDI itu mengedepankan humanisme dan memang sesuai dengan kode etik dan sumpah dokter, fokus kami adalah kemanusiaan. Jadi fokus pada hal-hal kemanusiaannya," terang Ketua IDI Sukoharjo, Arif Budi Satria, Jumat (11/3/2022).
Arif mengatakan, jika banyak pemberitaan itu headline masalah dokter. Sebenarnya dalam kasus ini bukan dokternya, jadi harus memisahkan kasusnya dengan profesinya.
"Jadi kami fokus pada profesinya, untuk kasusnya biar dari penegak hukum. IDI adalah organisasi yang patuh pada hukum dan merupakan organisasi resmi dibawah naungan NKRI, jadi kami mengedepankan konstitusi, kami mengedepankan penegakan hukum," papar dia.
Sejuah ini di IDI pun masih mengedepankan praduga tak bersalah. Karena pihaknya belum memahami atau belum tahu masalahnya apa.
"Di hukum itu kan ada praduga tak bersalah. Jadi kami dari IDI praduga tak bersalah," imbuhnya.
Pihaknya juga mendapat tugas dari wilayah dan pusat untuk mengavokasi dari sisi profesi.
Baca Juga: Warganet Kecam Densus 88 Tembak Mati Tersangka Teroris Dokter Sunardi, Ini Tanggapan Polri
Sehingga jangan sampai ada distorsi, bahwa ini kaitannya dengan dokternya padahal bukan. Tapi fokus dari sisi kemanusiaannya.
"Jadi advokasi ini untuk mencegah agar profesi dokter itu dikaitkan dengan aksi terorisme. Itu jangan sampai," kata dia.
Menurutnya, dokter itu kan biasa berkaitan dengan kemanusiaan lalu kontradiktif sekali.
"Bahwa kita bersumpah akan menjalankan kemanusiaan tapi kok melakukan tindakan kemanusiaan, jadi itu jelas kontradiktif. Jadi advokasi kami di titik sana, bahwa jangan sampai ada distorsi," jelasnya.
Arif menambahkan, jika yang bersangkutan memang bersosial diri, kalau di luar itu tidak tahu. Bahkan tidak ada larangan jika ada yang aktif di organisasi lain, seperti Palang Merah Indonesia (PMI).
"Kalau kegiatan sosial kemanusiaan di Sukoharjo kita tahu, kalau di luar itu kita tidak tahu. Makanya kaget juga pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025