Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 18 Maret 2022 | 11:25 WIB
Ilustrasi banjir. Camat beserta perangkat kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, dikabarkan dicopot dari jabatannya oleh Bupati Kebumen hal itu karena mereka tidak tahu wilayahnya terjadi banjir. (Sumber: Pixabay)

SuaraJawaTengah.id - Camat beserta perangkat kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, dikabarkan dicopot dari jabatannya oleh Bupati Kebumen.

Hal tersebut dilakukan lantaran Camat dan perangkatnya tidak tanggap ketika banjir melanda kecamatan Ayah baru-baru ini.

Bahkan, saat penanganan bencana banjir berlangsung, para perangkat kecamatan disebut tidak terlihat.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto memerintahkan para perangkat atau pegawai Kacamatan Ayah bersama camatnya untuk dirotasi ke kecamatan lain.

Baca Juga: Cerita Belajar Geologi: Explore Daerah Karangsambung Kabupaten Kebumen

Bupati mengatakan, saat banjir melanda Kebumen pada Selasa (15/3/2022), ia bersama seluruh jajaran Forkompinda  mendatangi lokasi pengungsian di Desa Kedungweru, Kecamatan Ayah yang menjadi tempat banjir terparah. Namun, Bupati menyebut tidak melihat perangkat kecamatan yang bertugas.

Hal tersebut kembali terulang pada keesokan harinya, Rabu (16/3/2022), saat Bupati kembali mengunjungi Kecamatan Ayah untuk mengecek lokasi tanah longsor di Desa Kalibangkang, Argosari, Telogosari dan Argopeni. Pada saat itu, banyak terjadi longsor yang berlokasi di pegunungan Ayah. 

Usai seharian meninjau lokasi longsor dan banjir, Bupati tak kunjung melihat pegawai kecamatan di lokasi penanganan bencana. Termasuk pada Rabu malam harinya, Bupati kembali mendatangi tempat pengungsian banjir di Kedungweru, dan Demangsari, namun perangkat kecamatan tak kunjung nampak.

"Yang terlihat hanya camatnya, perangkatnya saya liat tidak ada. Dari kemarin dua hari saya di sana tidak terlihat. Untuk itu, saya minta para perangkatnya berserta camat untuk dirotasi ke tempat lain. Hari ini saya tandatangani," ujar Bupati saat rapat bersama camat dan pimpinan OPD di Pendopo Kebumen, Kamis (18/3/2022).

Menurutnya, saat kondisi darurat banjir, mestinya pemerintah harus responsif dalam melakukan penanganan bencana. Terlebih Camat yang harus aktif berkoordinasi dengan Forkompincam.

Baca Juga: Menyusuri Keindahan Alami Pantai Criwik Kebumen

Sehingga, ia bisa menggerakkan perangkatnya untuk terlibat aktif dalam penanganan bencana.

"Makanya kemarin sudah memerintahkan buatkan posko di tiap-tiap kecamatan. Unsur pemerintah daerah, kecamatan sampai desa harus bergerak cepat dalam penanganan bencana ini, tidak boleh santai-santai," tegasnya.

Banjir di sejumlah wilayah kecamatan Kabupaten Kebumen saat ini sudah surut. Namun, hingga saat ini masih dalam proses recovery atau pemulihan.

Sejumlah pengungsi hingga kini masih banyak yang memilih bertahan di tenda darurat. Bupati berharap, pihak kecamatan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen aktif memberikan pendataan mengenai kondisi penanganan bencana.

"Selama status kebencanaan ini belum kita cabut, kita semua harus standbay. Aktif memberikan pendataan tentang situasi dan kondisi di lapangan. Kebutuhan apa yang masih kurang? Berapa jumlah pengungsinya? Ada yang sakit atau tidak? Daerah mana yang masih rawan dan lain sebagainya,"ujarnya.

Tidak hanya itu, Bupati juga meminta BPBD untuk membuat perencanaan pasca bencana.

"BPBD juga harus bisa membuat perencanaan penanganan bencana. Kita tidak ingin banjir parah kembali terjadi di Kebumen. Bencana memang bisa terjadi kapan saja, tidak bisa kita cegah. Tapi kita bisa berusaha untuk mencegah adanya kerugian baik material maupun korban jiwa," tandasnya.

Bupati menuturkan, ASN digaji dari uang rakyat, sudah sepantasnya bekerja untuk melayani rakyat. Terlebih pada saat terjadi bencana, masyarakat mestinya memberikan penanganan dan pelayanan yang baik dan tepat.

"Kita ini digaji dari uang rakyat. Maka sudah sepantasnya para ASN ini harus punya jiwa melayani, bukan maunya dilayani. Terlebih pada saat bencana datang, ASN harus ikut aktif terlibat dalam penanganan bencana ini," jelasnya.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More