Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 21 Maret 2022 | 08:30 WIB
Potret Jozeph Paul Zhang yang membela pendeta Saifuddin Ibrahim. (Youtube)

SuaraJawaTengah.id - Polemik pernyataan pendeta Saifuddin Ibrahim beberapa hari yang lalu sempat ramai diperbincangkan publik di media sosial. 

Diketahui Saifuddin Ibrahim secara terang-terangan meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Quran.  

Hal tersebut menurut Saifuddin Ibrahim mengatakan 300 ayat Al-Quran terindikasi jadi biang berok munculnya paham radikalisme di Indonesia. 

"Kalau perlu pak 300 ayat Al-Quran yang menjadi pemicu hidupnya intorelan atau radikalisme itu dihapus pak. Karena sangat berbahaya," kata Saifuddin Ibrahim melalui kanal youtubenya. 

Baca Juga: Reaksi Keras Pendeta Saifuddin Ibrahim Usai Dikecam Mahfud MD: Bapak Bilang Saya Penista Agama, Agama Siapa?

Selain itu, Saifuddin Ibrahim juga menyarankan Menteri Agam untuk mengevaluasi seluruh kurikulum sekolah berbasis Islam hingga Pesantren. 

"Atur juga kurikulum yang ada di madrasah, hingga perguruan tingi. Karena sumber kekacuan itu dari kurikulum yang tidak benar. Bahkan kurikulum di Pesantren jangan takut dirombak pak," jelasnya. 

"Karena pesantren itu bisa melahirkan kaum radikal. Seperti saya ini dulunya radikal. Saya pernah ngajar di Pesantren, jadi saya ngerti pak," tambahnya. 

Sontak saja pernyataan Saifuddin Ibrahim itu langsung menyita perhatian publik. Banyak pejabat maupun tokoh masyarakat yang mengencam pernyataan Saifuddin Ibrahim tersebut. 

Buntut ucapan kontroversinya tersebut, Saifuddin Ibrahim resmi dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Husin alwi Shihab atas kasus penistaan agama. 

Baca Juga: Ulama kharismatik Ini Desak Polisi Selidiki Pendeta Saifuddin Ibrahim, Anggap Memecah Belah Umat

Namun di mata Jozeph Paul Zhang pernyataan Saifuddin Ibrahim menurutnya tidak ada yang salah. Ia pun memaparkan kalau di China ayat-ayat Al-Quran yang dimaksud Saifuddin Ibrahim sampai dihapus. 

"Kalau di China, Alqurannya itu tipis sekali jadi hanya 30 persen saja. Karena 60 persen, itu berisi ayat-ayat radikal. Hilang itu di China," ucap Jozeph melalui kanal youtubenya. 

Jozeph pun meminta kepada masyarakat untuk tidak serta merta langsung menyalahkan Saifuddin Ibrahim. Seharusnya masyarakat terlebih dahulu mengkaji hal tersebut. 

"Sih Saifudin ini emang orangnya menyebalkan. Tapi kalau dia tidak salah, jangan disalah-salahkan," paparnya. 

Sependapat dengan Saifuddin Ibrahim, Jozeph justru menemukan lebih dari 300 ayat Al-Quran yang terindikasi sebagai biang kerok berkembangnya paham radikalisme. 

"Setuju (300 ayat Alquran) di skip. Kalau dihilangkan memang sulit," 

"Sebetulnya lebih dari 300 ayat yang harus dihilangkan. Ayat-ayat yang cenderung rasis dan anti terhadap kelompok lain," tegasnya.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More