
SuaraJawaTengah.id - Tidak hanya Rara Isti Wulandari yang mampu menghentikan hujan. Tradisi menghalau hujan banyak ditemui di banyak daerah dengan cara berbeda-beda.
Agus Sumadiyono dikenal sebagai pawang hujan pada event-event besar di kawasan Candi Borobudur. Pria asal Muntilan ini sohor dengan keahliannya menghalau mendung sehingga mencegah hujan di lokasi acara.
Sebut saja Mariah Carey Live in Concert di Taman Lumbini, 5 November 2018. Serta konser boyband asal Irlandia, Westlife, 31 Agustus 2019, sedikit dari banyak evet besar di Borobudur yang menggunakan jasa Agus Sumadiyono.
“Jujur saja saya bukan pawang hujan. Hanya memohon dengan doa-doa yang saya bisa,” kata Sumadiyono saat ditemui di rumahnya di Dusun Jligudan, Desa Borobudur, Magelang, Selasa (22/3/2022).
Nama Sumadiyono dikenal dari mulut ke mulut di kalangan event organizer, setelah menetap di Borobudur tahun 2009.
Dia kembali ke Magelang mengikuti Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Ratu Boko, dan Prambanan, Purnomo Siswoprasetjo.
Selama 12 tahun, sejak tahun 1997, Sumadiyono membantu Purnomo “babat alas” membangun lokasi wisata Tanjung Lesung di Provinsi Banten. Selain sebagai pengelola Tanjung Lesung, Purnomo Siswoprasetjo menjabat CEO Pacific Asia Travel Association (PATA).
“Sebelumnya sudah (praktik pawang hujan) tapi (untuk kalangan) sendiri saja. Kalau di Tanjung Lesung yang ditangani itu hutan. Saya diminta mendampingi Pak Purnomo dan Pak Darmono. Saya dengan Pak Darmono itu satu aliran kejawen,” ujar Sumadiyono.
Tadinya Sumadiyono hanya menangani event yang diselenggarakan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur. Setelah namanya kian kondang, banyak EO yang menyelenggarakan acara di Borobudur juga tertarik memakai jasanya.
Baca Juga: Mengenal Singing Bowl, Mangkuk Emas Mbak Rara Pawang Hujan yang Viral di MotoGP
Namun tidak semua orang percaya soal keberadaan ilmu tradisi yang dilakoni Sumadiyono. Pada konser Mariah Carey di Taman Lumbini misalnya, event organizer tidak mengontak Sumadiyono untuk “mengamankan” cuaca.
Di tengah konser turun hujan lebat. Panitia menghubungi TWC untuk meminta bantuan. Sumadiyono yang saat itu berstatus karyawan Taman Wisata Candi, diminta turun tangan.
“Masalahnya di Mariah Carey itu EO-nya sepertinya nggak percaya (pawang hujan). Jadi konser Mariah Carey itu sempat hujan. Saya kalau nggak dijawil ya diam saja," paparnya.
Sumadiyono juga langganan Semarang Bicycle Assosiation (Samba) penyelenggara event sepeda tahunan Tour de Borobudur. Dia mengawal cuaca rombongan sepeda yang berangkat dari Solo menuju Borobudur atau dari Semarang ke Borobudur.
Pria bersuara parau ini mengaku tidak pernah mempelajari secara khusus ilmu menghalau hujan. Keahlian itu didapatnya setelah menekuni laku spiritual Jawa semasa remaja.
Bermacam ritual, puasa ngebleng, mutih, mandi di 7 tempuran, dan kungkum (berendam) di 7 mata air, dilakoni Sumadiyono tanpa tahu tujuannya. “Orang tua bilang kamu banyakin prihatinnya. Prihatin orang tua dulu itu yang saya lakukan,” kata Sumadiyono.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Posisi Sekjen Dirangkap Megawati, Ganjar dan Bambang Pacul Dapat Jabatan Mentereng di DPP PDIP
-
Pilpres 2024 Kandang Banteng Jebol, Megawati Sentil PDIP Jateng: Awas, Jangan Memalukan Saya Lagi!
-
Anjloknya Argo Bromo Anggrek: Jalur Sudah Dibuka, Puluhan Kereta di Semarang Tetap Batal Berangkat
-
BRI Serahkan Bantuan Ambulans untuk Politeknik Energi dan Mineral Akamigas lewat Program TJSL
-
14 Tahun Mencari Jalan Keluar, Sabrang Letto: Indonesia Terjebak 'Deadlock Stupidity''