Ronald Seger Prabowo
Selasa, 22 Maret 2022 | 18:34 WIB
Tak Hanya di Sirkuit Mandalika, Candi Borobudur Juga Punya Pawang Hujan Kondang
Agus Sumadiyono pawang hujan langganan event organizer acara-acara besar di Kawasan Candi Borobudur. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJawaTengah.id - Tidak hanya Rara Isti Wulandari yang mampu menghentikan hujan. Tradisi menghalau hujan banyak ditemui di banyak daerah dengan cara berbeda-beda.    

Agus Sumadiyono dikenal sebagai pawang hujan pada event-event besar di kawasan Candi Borobudur. Pria asal Muntilan ini sohor dengan keahliannya menghalau mendung sehingga mencegah hujan di lokasi acara. 

Sebut saja Mariah Carey Live in Concert di Taman Lumbini, 5 November 2018. Serta konser boyband asal Irlandia, Westlife, 31 Agustus 2019, sedikit dari banyak evet besar di Borobudur yang menggunakan jasa Agus Sumadiyono.

“Jujur saja saya bukan pawang hujan. Hanya memohon dengan doa-doa yang saya bisa,” kata Sumadiyono saat ditemui di rumahnya di Dusun Jligudan, Desa Borobudur, Magelang, Selasa (22/3/2022).

Nama Sumadiyono dikenal dari mulut ke mulut di kalangan event organizer, setelah menetap di Borobudur tahun 2009.

Dia kembali ke Magelang mengikuti Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Ratu Boko, dan Prambanan, Purnomo Siswoprasetjo.

Selama 12 tahun, sejak tahun 1997, Sumadiyono membantu Purnomo “babat alas” membangun lokasi wisata Tanjung Lesung di Provinsi Banten. Selain sebagai pengelola Tanjung Lesung, Purnomo Siswoprasetjo menjabat CEO Pacific Asia Travel Association (PATA).

“Sebelumnya sudah (praktik pawang hujan) tapi (untuk kalangan) sendiri saja. Kalau di Tanjung Lesung yang ditangani itu hutan. Saya diminta mendampingi Pak Purnomo dan Pak Darmono. Saya dengan Pak Darmono itu satu aliran kejawen,” ujar Sumadiyono.

Tadinya Sumadiyono hanya menangani event yang diselenggarakan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur. Setelah namanya kian kondang, banyak EO yang menyelenggarakan acara di Borobudur juga tertarik memakai jasanya.

Baca Juga: Mengenal Singing Bowl, Mangkuk Emas Mbak Rara Pawang Hujan yang Viral di MotoGP

Namun tidak semua orang percaya soal keberadaan ilmu tradisi yang dilakoni Sumadiyono. Pada konser Mariah Carey di Taman Lumbini misalnya, event organizer tidak mengontak Sumadiyono untuk “mengamankan” cuaca.

Di tengah konser turun hujan lebat. Panitia menghubungi TWC untuk meminta bantuan. Sumadiyono yang saat itu berstatus karyawan Taman Wisata Candi, diminta turun tangan.

“Masalahnya di Mariah Carey itu EO-nya sepertinya nggak percaya (pawang hujan). Jadi konser Mariah Carey itu sempat hujan. Saya kalau nggak dijawil ya diam saja," paparnya.

Sumadiyono juga langganan Semarang Bicycle Assosiation (Samba) penyelenggara event sepeda tahunan Tour de Borobudur. Dia mengawal cuaca rombongan sepeda yang berangkat dari Solo menuju Borobudur atau dari Semarang ke Borobudur.

Pria bersuara parau ini mengaku tidak pernah mempelajari secara khusus ilmu menghalau hujan. Keahlian itu didapatnya setelah menekuni laku spiritual Jawa semasa remaja.

Bermacam ritual, puasa ngebleng, mutih, mandi di 7 tempuran, dan kungkum (berendam) di 7 mata air, dilakoni Sumadiyono tanpa tahu tujuannya. “Orang tua bilang kamu banyakin prihatinnya. Prihatin orang tua dulu itu yang saya lakukan,” kata Sumadiyono.

Load More