SuaraJawaTengah.id - Pasien rehabilitasi narkoba di Kabupaten Magelang mayoritas berstatus remaja dan pelajar. Penyebaran narkotika sudah masuk sampai ke pelosok desa.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Magelang, AKBP Catharina mengatakan, tahun 2019 sebanyak 21 orang menjalani rehabilitasi. Sebanyak 12 pasien (60 persen) berstatus pelajar.
“Tahun 2020 yang rehabilitasi sebanyak 42 orang. Itu yang pelajar 70 persen. Kemudian tahun 2021 pandemi, kami nggak bisa keluar sama sekali. Tapi kami melakukan IBM (intervensi berbasis masyarakat), dapat 18 orang yang direhabilitasi,” kata AKBP Catharina, Rabu (23/3/2022).
Tahun 2022 baru berjalan 3 bulan, BNN sudah merawat 9 pasien rehabilitasi. Sebanyak 7 orang berstatus pelajar.
“Mayoritas sama, pelajar juga. Masih mendominasi pelajar," paparnya.
Para pelajar pengguna narkoba ini rata-rata mengonsumsi Trihexyphenidyl. Dikalangan pecandu psikotropika, tablet anti depresi ini dikenal dengan sebutan “pil sapi”.
Trihexyphenidyl dijual bebas dan banyak yang diedarkan tanpa resep dokter. Harga “pil sapi” tergolong murah, dijual oleh pengedar Rp25 ribu per 10 tablet.
Beberapa pecandu membeli “pil sapi” secara patungan. Dengan modal Rp400 ribu mereka bisa mendapatkan 1.000 butir Trihexyphenidyl.
Sisa obat yang tidak dikonsumsi kemudian diedarkan dalam kemasan plastik kecil berisi 10 tablet. “Kami edukasi pemilik toko obat atau apotik jika ada anak pelajar yang membeli itu nggak boleh,” kata AKBP Catharina.
Baca Juga: Delapan Orang Ditangkap karena Kepemilikan Narkoba, Barang Haram Dibeli dari Magelang
Berdasarkan pengakuan para pelajar pasien rehabilitasi, alasan mengonsumsi narkoba karena salah bergaul dengan orang yang usianya lebih tua dan juga pecandu.
“Mereka bergaul dengan yang usianya lebih tua. Bergaul dengan yang dewasa yang sudah pakai (narkotika)," ujar dia.
Hubungan keluarga yang tidak akrab dengan anak juga menjadi penyebab lain para pelajar terjerat narkotika.
“Lingkungan keluarga yang tidak peduli. Anak tidak pernah disapa. Cuma sekadar sekolah lalu dikasih uang," jelasnya.
Kepala BNN Kabupaten Magelang, AKBP Catharina menjelaskan, saat ini tidak ada wilayah di Kabupaten Magelang yang 100 persen aman dari ancaman peredaran narkotika.
“Justru sekarang ini narkoba sudah masuk ke desa. Desa paling pelosokpun, yang paling anteng, saya datangi itu ada yang pakai narkotika,” ujar Catharina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
BRI Purwodadi Salurkan 1000 Paket Sembako di Grobogan, Sasar Warga Kurang Mampu Desa Pengkol
-
Rafinha Merapat ke PSIS: Strategi Jitu Laskar Mahesa Jenar Perkuat Lini Depan
-
5 Ciri Mobil Bekas yang Sebaiknya Tidak Dibeli Meski Harganya Menggiurkan
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut