SuaraJawaTengah.id - Makam Ki Ageng Pandanaran yang terletak di daerah perbukitan Jalan Mugas Dalam II Nomor 6, Kelurahan Mugassari, kerap menjadi jujukan para peziarah dari berbagai daerah menjelang bulan suci Ramadhan.
Untuk sampai ke makam Ki Ageng Pandanaran, peziarah harus melewati tangga yang cukup terjal. Usai melewati puluhan tangga, peziarah akan disambut gapura dengan ukiran aksara jawa.
Lebih masuk ke dalam area makam, terdapat masjid dan menara yang berada tepat di samping makam. Makam Ki Ageng Pandanaran berada di dalam pendopo dengan atap limas dan ditutup dengan kain serba putih.
Suwarno (55) merupakan generasi ketiga juru kunci makam Ki Ageng Pandanaran, ia dipercaya meneruskan menjadi juru kunci sejak sang paman meninggal pada 2007 silam.
"Saya sudah 15 tahun menjadi juru kunci di sini, meneruskan pak lik saya," ungkap Suwarno kepada SuaraJawaTengah.id, Rabu (23/03/22).
Suwarno mengatakan, peziarah makam Ki Ageng Pandanaran tak hanya masyarakat biasa.
Namun, juga berasal dari berbagai kalangan seperti politikus, walikota, bupati hingga gubernur, hingga Gus Dur yang disebut sebagai Bapak Tionghoa.
Menurut Suwarno, pejabat yang kerap datang untuk berziarah ke makam Ki Ageng Pandanaran yakni Walikota Semarang, untuk mengirim doa menjelang hari ulang tahun Kota Semarang, Haul Sunan Pandanaran dan menjelang bulan suci Ramadhan.
"Biasa pejabat datang ke sini kalau mereka mau punya hajad, yang sering ke sini itu Walikota Semarang apalagi jelang Ramadhan," kata Suwarno.
Suwarno menuturkan biasanya peziarah tak hanya menuju ke makam Ki Ageng Pandanaran saja. Namun, juga berziarah ke makam Nyi Arang yang merupakan anak dari Sunan Pandanaran.
Selain itu, ratusan peziarah juga kerap menyambangi makam Ki Ageng Pandanaran dan Nyi Arang setiap akhir pekan.
"Ada juga yang ziarah ke makam nyi Arang anak dari Sunan Pandanaran biasanya mereka datang tengah malam," katanya.
Lebih lanjut, Suwarno mengungkapkan masyarakat yang datang untuk berziarah juga ngalap berkah dengan mengambil air yang bersumber dari dalam makam.
Menurutnya, air yang diambil oleh peziarah digunakan untuk acara siraman sebelum pernikahan hingga dipercaya mampu menyembuhkan penyakit.
"Ada juga yang datang ke sini untuk minta air dibuat acara siraman atau buat kesembuhan," tutur Suwarno.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
7 Poin Kajian Surat Yasin tentang Ilmu, Adab, dan Cara Beragama menurut Gus Baha
-
7 City Car Bekas Rp50 Jutaan yang Cocok untuk Keluarga Baru di 2025
-
Salut! Tak Ingin Makanan Terbuang, Pelajar MAN 1 Pati Bagikan MBG kepada Warga Membutuhkan
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025