SuaraJawaTengah.id - Jika pada umumnya serabi disajikan kering, ada yang berbeda dan unik dalam penyajian serabi ngampin khas Ambarawa.
Serabi ngampin dihidangkan dengan kuah santan yang memiliki rasa gurih bercampur manis. Untuk menemukan penjual serabi ngampin Khas Kabupaten Ambarawa juga sangat mudah, yakni berada di jalur utama Semarang - Yogyakarta.
Cerita asal mula serabi ngampin khas Ambarawa erat kaitannya dengan tradisi menjelang bulan suci Ramadhan pada zaman dahulu.
Hal tersebut diungkapkan oleh pedagang sarabi Ngampin, Sari (32) yang mendapatkan resep turun temurun dari sang nenek yang telah berjualan sejak tahun 70-an.
"Saya dapat resep serabi dari si mbah saya, nah kata si mbah ada sejarahnya serabi ngampin sama bulan puasa," ungkap Sari kepada SuaraJawaTengah.id beberapa waktu lalu.
Menurut Sari, serabi ngampin dulu dijual hanya setiap menjelang bulan Ramadhan saja oleh para pedagang serabi di sekitar desa Ngampin pada zaman dahulu.
Kala itu, setiap menjelang Ramadhan banyak orang yang berdatangan untuk menjalani tradisi padusan di sendang desa Ngampin.
"Dulu itu sebelum puasa banyak orang kesini buat mandi disendang, istilahnya padusan membesihkan diri," jelas Sari.
Sari menceritakan, orang-orang yang datang untuk prosesi padusan tidak hanya berasal dari Ambarawa saja. Namun, dari luar daerah seperti Semarang, Demak dan Salatiga juga ikut padusan.
Baca Juga: Warga Wajib Tahu! Pemerintah Janji Stok Minyak Goreng Aman Saat Ramadhan dan Idul Fitri
Ia mengungkapkan, usai padusan di sendang biasanya orang-orang menyantap serabi ngampin yang dijual di dekat sendang.
"Nah simbah saya dulu jualan serabi di dekat sendang dan biasanya orang-orang yang selesai mandi di sendang pasti makan serabi," tutur Sari.
Hingga kini Sari masih mempertahankan resep serabi ngampin dari sang nenek. Cara memasaknya juga tak berbeda dengan zaman dahulu yang masih tradisional.
Sari memasak serabi masih menggunakan tungku kayu dan wajan kecil yang berbahan dasar dari tanah liat. Menurutnya, cara tersebut merupakan salah satu ciri penyajian serabi ngampin.
"Kalau masak udah pakai kompor atau wajan dari stenlis bakal mengubah rasa serabi makanya sampai sekarang masih pakai tungku kayu," ungkap Sari.
Dalam satu hari, Sari dapat menjual serabi ngampin sebanyak 50 porsi dengan harga Rp 6 ribu per mangkuk. Jika ditambah dengan tape ketan harga dibandrol menjadi Rp8 ribu.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif
-
15 Wisata Banyumas Paling Hits untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Dari Ilir-ilir hingga Gendukan: 57 Warisan Budaya Jateng Resmi Diakui, Siap ke UNESCO!
-
Polda Jateng Siapkan Paradigma Baru Pola Pengaman Natal dan Tahun Baru
-
Transaksi Nataru Aman, BRI Perkuat Layanan Digital dan AgenBRILink