Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 01 April 2022 | 17:51 WIB
Perkumpulan Theosofi Semarang tengah berdiskusi, Semarang. Jumat (25/03/22). [Suara.com/Anin Kartika]

SuaraJawaTengah.id - Suasana lengang tampak di sebuah gedung bertuliskan Wijaya Kusuma, yang tersemat pada papan berwarna hijau di jalan DI Panjitan, Semarang

Tak banyak masyarakat Kota Atlas yang mengetahui fungsi dari bangunan tersebut, meski berada tepat di pusat Kota Semarang. 

Suarajawatengah.id berkesempatan untuk masuk ke dalam Gedung Wijaya Kusuma dan bertemu dengan perkumpulan Theosofi

Perkumpulan Theosofi merupakan perkumpulan yang menjunjung pengetahuan atau kebijaksanaan dalam memandang permasalahan ketuhanan. 

Perkumpulan Theosofi Semarang telah menggunakan Gedung Wijaya Kusuma sebagai sanggar pertemuan mereka sejak 1970 silam.

Sekretaris Persatuan Warga Theosofi Indonesia (PERWATHIN), Yohana Ina mengungkapkan Theosofi bukanlah sebuah agama. Namun, lebih memahami terhadap ilmu pengetahuan atau science, membangun watak dan pengabdian. 

"Dalam teosofi kami diajarkan untuk saling memahami dan menghargai terhadap sesama,  kami tidak pernah belajar mengenai dogma-dogma agama," ungkap Ina kepada Suarajawatengah.id

Ina menjelaskan, anggota perkumpulan Theosofi juga diikuti oleh sejumlah orang dari lintas agama. 

Lebih lanjut, Ina menuturkan setiap pertemuan biasanya perkumpulan Theosofi membahas berbagai hal yang imbang mengenai religi, sains dan filsafat.

Baca Juga: Ini Alasan Taisei Marukawa dan Carlos Fortes Gabung ke PSIS Semarang

"Jadi ada banyak hal kami diskusikan dan lebih mengarah pada pengetahuan dan diikuti oleh beragam agama," kata Ina.

Agenda pertemuan perkumpulan Theosofi biasanya digelar rutin setiap satu minggu sekali di Sanggar Wijaya Kusuma. Namun, sudah dua tahun selama pandemi pertemuan rutin sempat terhenti. 

"Sudah hampir dua tahun kami tidak menggelar pertemuan karena adanya pandemi," ucapnya. 

Ia menerangkan, anggota Theosofi Kota Semarang sendiri berjumlah 17 orang dan berusia rata-rata 30 hingga 50 tahun, sedangkan untuk simpatisan Theosofi mencapai ratusan di Kota Atlas. 

"Kalau anggota memang sedikit karena ada ujian sendiri untuk bisa jadi anggota dan prosesnya panjang," jelas Ina. 

Sementara itu, Anggota Perkumpulan Theosofi laiinnya, Agus Suswoyo (55) menjadi anggota Theosofi sejak puluhan tahun lalu.

Load More