SuaraJawaTengah.id - Umat Islam di seluruh penjuru dunia sedang menjalani puasa Ramadhan 1443 H/2022.
Berpuasa diketahui memiliki banyak manfaat dan menyehatkan jasmani maupun rohani.
Hal itu ditegaskan dokter sekaligus Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr. Agus Ujianto, Sp.B, M.Si.Med.
"Melakukan ibadah puasa itu sangat menyehatkan bagi semua umur, bukan hanya bagi orang dewasa saja, tetapi juga bagi anak-anak, orang tua, wanita hamil, dan semua orang yang mau melakukannya," kata Agus Ujianto dilansir dari ANTARA, Selasa (5/4/2022).
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi Indonesia (Perdigti) itu mengatakan banyak penelitian di dalam maupun luar negeri yang telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan.
Menurut dia, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan mental, fisik, dan sosial yang lengkap, sehingga bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan.
"Jadi, kesehatan yang didapatkan pada orang yang berpuasa tidak hanya secara fisik, juga sehat secara mental dan sosial," paparnya.
Lebih lanjut, Ketua Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kabupaten Banyumas itu mengatakan semua penyakit dalam tubuh manusia seperti diabetes dan jantung bisa disembuhkan dengan cara melakukan terapi puasa karena berpuasa itu melatih stres.
Dalam hal itu, kata dia, stresor dalam bidang kesehatan merupakan stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respons stres pada suatu organisme.
Baca Juga: Cuma Rp 100 Ribuan, Promo Paket Sayap Ayam Goreng dan Camilan Ini Cocok Buat Buka Bersama
"Bukan hanya stres fisik saja, tapi sampai ke organ dan sel-sel yang ada di dalam tubuh kita. Dengan berpuasa, kita bisa stresor kekebalan tubuh kita, kekuatan saraf, fungsi pencernaan, fungsi jantung, hingga ke tulang-tulang maupun sel organ dalam tubuh kita," ujar dia.
Menurut dia, berpuasa merupakan sesuatu yang sangat menyehatkan juga diakui oleh sejumlah ilmuwan barat dengan menyebutnya sebagai "intermittent fasting" atau puasa intermiten (berjeda).
"Kalau dalam bahasa kita, jeda pada puasa intermiten itu merupakan waktu antara buka puasa dan sahur," kata mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banjarnegara itu.
Ia mengatakan puasa intermiten sudah banyak digunakan sebagai terapi pada penyakit epilepsi, jantung, dan saraf.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nikfarjam pada tahun 2013, kata dia, diketahui bahwa saat puasa Ramadhan hingga satu bulan setelah Ramadhan terjadi peningkatan kecerdasan emosional, identifikasi diri, kontrol impuls, dan responsibilitas.
"Penelitian terbesar di dunia yang dilakukan oleh keluarga Buchinger Wilhelmi selama 100 tahun menunjukkan bahwa puasa sangat baik untuk kesehatan," tegas Agus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Toyota Rush vs Daihatsu Terios, 7 Fakta Penting yang Bikin Banyak Orang Salah Pilih
-
7 Mobil Matic Irit, Bandel, dan Minim Drama Buat Dipakai Harian
-
BRI Purwodadi Salurkan 1000 Paket Sembako di Grobogan, Sasar Warga Kurang Mampu Desa Pengkol
-
Rafinha Merapat ke PSIS: Strategi Jitu Laskar Mahesa Jenar Perkuat Lini Depan
-
5 Ciri Mobil Bekas yang Sebaiknya Tidak Dibeli Meski Harganya Menggiurkan