SuaraJawaTengah.id - Dengan tampak teliti dan rapi, Hayatuddin sang penulis Al-Quran menggoreskan pena khusus di lembaran kertas 1,5 meter x 1 meter.
Laki-laki kelahiran Purwodadi 6 April 1965 ini tampak terampil menuliskan huruf hingga merangkai ayat Alquran.
Ia menyebut kitab suci bagi umat islam yang berukuran besar ini dengan Al-Quran Akbar.
“Kami menyebutnya Al-Quran Akbar, bukan raksasa. Kalau raksasa kan konotasinya kadang kurang baik ya,” ujarnya saat ditemui suara.com, Kamis (14/4/2022).
Kelihaiannya dalam menulis mushaf Akbar ini sudah dilakukan sejak tahun 1991 lalu. Sampai saat ini, ia sudah membuat sebanyak 11 MUshaf Al-Quran Akbar.
Terdapat 3 macam ukuran Al-Quran yang sudah pernah dikerjakan, yakni ukuran 2 meter x 1,5 meter, 1,5 meter x 1 meter, dan yang terkecil 1 meter x 75 centimeter.
“Untuk ukuran yang 2 meter itu beratnya sekitar 4-5 kwintal, sementara ukuran 1,5 meter sekitar 2,5 hingga 3 kwintal, dan untuk yang ukuran 1 meter sekitar 1,5 kwintal,” tuturnya saat ditemui.
Untuk memulai penulisan secara manual huruf-huruf arab menjadi penggalan ayat Al Quran 30 Juz, Hayatuddin biasa memulai dari surat An Naba’.
“Itu bagian yang tersulit, maka saya kerjakan terlebih dahulu,” ungkapnya.
Baca Juga: Puluhan Napi Rutan Kelas 1A Solo Antusias Ikuti Kegiatan Baca Alquran
Ia juga menambahkan, ketika menulis Al-Quran Akbar biasanya Hayatuddin dalam keadaan suci dari hadas besar maupun kecil.
“Saat menulis mushaf Al-Quran ini, saya pasti sudah berwudhu terlebih dahulu,” katanya.
Untuk merampungkan mushaf Akbar, Hayatuddin tak sendiri. Setelah selesai ditulis tangan olehnya, penulisan pun ditashihkan oleh Hasan Siamah. Kemudian untuk ornamen halaman dikerjakan oleh Anas Ma’ruf.
Saat ditemui di Masjid Baitul Quran lantai 4, Hayatuddin juga ditemani salah seorang yang membuat sketsa. Proses tersebut adalah metode baru untuk percepatan pengerjaan.
Pasalnya, saat ini ia harus menyelesaikan dua Al-Quran Akbar dalam waktu 13 bulan. Padahal, untuk menyelesaikan satu mushaf biasanya ia membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun hingga 3 tahun lamanya.
Hanya mushaf ke 10 yang ia kerjakan dalam waktu kurun yang cukup singkat yakni sekitar 7 bulan saja.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
Terkini
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut
-
BRI Diapresiasi atas Peran Strategis dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
-
Dari Reruntuhan Menuju Harapan, Kementerian PU Bangun Kembali Ponpes Darul Mukhlisin Pascabanjir
-
10 Wisata Jepara Terpopuler yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
BRI Blora Berbagi Kebahagiaan di HUT ke-130: Santunan untuk Anak-anak SLB Negeri Japon