Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 28 April 2022 | 08:00 WIB
Potret Praktisi Teknologi dan Informasi sekaligus Tokoh Nadhlatul Ulama, Ainun Najib. (Instagram)
Tangkapan layar Cuitan Ainun Najib [twitter]

Sontak saja cuitan Ainun Najib ini langsung dibanjiri komentar warganet. Sebagian besar dari mereka ramai memberikan tanggapan beragam. 

"Sejarahnya, polarisasi sudah ada sejak zaman penjajahan voc yaitu divide et impera atau politik adu domba, dan menjadi kebiasaan di masa sekarang. Cara untuk mengatasinya yaitu seluruh rakyat harus punya visi yang sama seperti keinginan merdeka dari Belanda," ujar akun @mzz28**. 

"Polarisasi muncul karena ketidakadilan, yang satu diangkat dan yang satu diinjak, siapa yang punya kekuasaan mengangkat sekaligus menginjak? Yang jelas bukan yang tidak memiliki kekuasaan untuk bahkan untuk sekadar bertahan dan membela diri," tulis akun @riri034**. 

"Selama jargon kadrun dan cebong nggak di hilangkan beserta buzer-buzernya polarisasi itu akan terus subur. Karena ada media yang mendukung dan dibiarkan seolah-olah dipelihara oleh negara," kata akun @apry**. 

Baca Juga: Jokowi Rubah Aturan Lagi Soal Ekspor Minyak Goreng, CPO Juga Dilarang

"Saya rasa polarisasi ini memang sengaja dipelihara demi melanggengkan oligarki gus, dulu pasca pilpres diangkutlah Prabowo ke istana dengan dalih rekonsiliasi to nyatanya hanya untuk memperkuat oligarki," imbuh akun @St3lk3**. 

"Ngomongnya ke Ade Armando, Denny Siregar, Eko Kuntadhi, Zein Kribo, Permadi Arya dan sejenisnya. Kasih tau mereka, surga itu ada," imbuh akun @Ganda**. 

"Sangat mengada-ngada anda, polarisasi itu akan tetap ada selama Band its politik dan bank Sat bersorban gentayangan, hanya karena tehnologi sudah maju sehingga "permusuhan" itu timbul ke permukaan," timpal akun @ismei_akun**. 

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Baca Juga: Larangan Ekspor Minyak Goreng dan Bahan Bakunya Dimulai Besok, Jokowi: Berlaku di Seluruh Wilayah Indonesia

Load More