SuaraJawaTengah.id - Setelah ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia, penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan sapi telah masuk ke wilayah Kabupaten Banyumas. Pagi ini, tim dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkannak) Banyumas melakukan pemeriksaan di Pasar Hewan Ajibarang.
Hasilnya ada tiga ekor sapi yang terindikasi terjangkit PMK. Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas Jan Aririjadi menjelaskan temuan tersebut setelah adanya pemeriksaan fisik pada hewan sapi.
"Kami memeriksa utamanya fisik, apakah ada gejala penyakit mulut dan kuku atau ga. Itu cirinya pada kaki yang luka ataupun di mulut. Kemudian pada hari ini kita menemukan ada tiga yang terindikasi penyakit mulut dan kuku yaitu pada sapi perah," katanya usai pemeriksaan, Rabu (11/5/2022).
Gejalanya, dapat dilihat dari sapi yang kakinya pincang, kuku yang akan lepas dan juga terdapat bercak di mulut. Selain itu, puting susu sapi terdapat luka. Serta sapi tersebut menderita demam.
"Pada waktu pemeriksaan suhu tubuh ternyata sampai 42 derajat celcius. Normalnya sapi itu 38-39 derajat celcius. Kalau sekadar hanya kepanasan paling mentok 39. Kalau 41 ke atas itu sudah dipastikan demam," terangnya.
Setelah pemeriksaan ini, pihak Dinkannak mengambil sampel darah sapi yang terindikasi PMK untuk dikirimkan ke Balai Besar Veteriner yang ada di Wates. Hasilnya harus menunggu waktu yang tidak sebentar.
"Untuk memastikan secara laboratorium. Apakah sapi itu terkana penyakit mulut dan kuku atau ga. Kami perlu waktu agak lama karena sampel di sana banyak sekali. Antri, jadi harus bersabar. Kami sarankan kepada pemilik sapi yang sakit ini untuk disendirikan. Kalau bisa diobati kalau ga ya dipotong saja untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit," ungkapnya.
Terkait dengan kurang dari tiga bulan perayaan hari raya Idul Adha yang identik dengan hewan kurban, tim dari Dinkannak Banyumas akan melakukan sejumlah langkah antisipasi.
"Kami sudah melakukan penyemprotan baik itu truk yang membawa sapi maupun sapi yang di dalam pasar hewan. Kedepannya kami lebih awal datangnya sebelum sapi datang kamu berusaha sudah datang untuk menyemprot disinfektan. Jadi sapi yang masuk sudah melalui penyemprotan," jelasnya.
Jan Arijadi belum bisa menduga asal tiga ekor sapi yang terindikasi PMK ini darimana. Karena di daerah Jateng pun menurutnya sudah banyak yang positif seperti di Kebumen dan Boyolali.
"Penyebaran itu cepat sekali. Kami imbau kepada para pedagang jangan hanya membeli sapi dengan harga murah. Telusuri juga asal hewan itu darimana. Karena kalau dari Jatim sebetulnya tidak boleh keluar sesuai aturan. Tapi yang namanya usaha itu kan lewat jalur tikus bisa juga," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota