
SuaraJawaTengah.id - Aksi vandalisme menyasar lukisan mural karya duo seniman Kota Magelang, Subki dan Tommy. Karya mural di tembok sepanjang 5 meter itu ditimpa tulisan yang tidak jelas maknanya.
Tommy mengaku mengetahui karyanya dirusak orang pada Senin (9/5/2022) pagi. Tidak sengaja dia melintasi Jalan Kalimas, Menowo dan menemukan lukisannya di-vandal.
“Kayak ada chemistry. Pagi saya antar anak sekolah perasaan kok pingin lihat sini. Saya kaget. Mau saya foto, tapi handphone ketinggalan,” kata Tommy saat dijumpai di lokasi muralnya yang dirusak, Rabu (11/5/2022).
Begitu tiba di rumah banyak pesan masuk dari teman-temannya yang mengabarkan lukisan muralnya dirusak orang. “Saya sudah nggak kaget," ucapnya.
Perusakan diperkiran terjadi pada Minggu (8/5/ 2022) malam. Sebab beberapa orang yang melintasi Jalan Kalimas, Menowo pada pagi dan sore hari, melihat gambar masih utuh.
Tommy punya kebiasaan untuk sesekali mendatangi kembali lokasi dia membuat mural. Cuma untuk sekadar duduk dan memandangi karya muralnya.
Jadi begitu mengetahui karyanya dirusak, Tommy mengaku kecewa. Dia menyebut aksi ini sebagai vandalisme yang bertujuan merusak karya seni dengan cara yang kasar.
“Ya saya pribadi kecewa. Dengan aksi vandal ini saya kecewa. Cuma karena street art hukumnya tumpuk-tumpukan, ya mau bagaimana lagi?," tanya dia.
Tommy mengaku pengerjaan mural di Jalan Kalimas, sudah atas izin pemilik bangunan. Tommy dan Subki juga meminta izin kepada Wali Kota Magelang agar karyanya tidak dianggap ilegal.
Baca Juga: Polisi Ciduk Satu Pelaku Vandalisme di Jalan Siliwangi Bandung
Kepada Pemerintah Kota Magelang dan pemilik bangunan, kedua seniman ini menyerahkan sket mural yang akan digambar.
“Dari Pak Wali Kota, kami ke yang punya rumah, Pak Wiguna. Itu kami izin nggak cuman lisan, takutnya bisa berubah pikiran. Kami minta izin tertulis ada materai dan tanda tangan,” kata Tommy.
Butuh 2 hari pengerjaan bagi Subki dan Tommy untuk menyelesaikan mural bertema kepedulian terhadap sesama ini. Mereka berdua melukis bersama dari pagi hingga sore.
“Mural di Menowo ini tagline-nya, anak yatim piatu tidak meminta, tapi kita wajib peduli. Berbagi. Entah dalam bentuk apapun, bisa bantu pendidikan, bantu segalanya lah. Harapannya seperti itu.”
Tokoh yang diambil dalam tema mural mereka adalah Punokawan: Semar, Gareng, Bagong, Petruk.
Menurut Tommy dan Subki, karakter Punokawan terutama Semar, cocok mewakili jiwa ngemong anak-anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
Pilihan
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
Terkini
-
Bupati Pati Sudewo Diduga Terima Suap
-
Geger Keracunan Massal di Sragen: 251 Siswa-Guru Jadi Korban Program Makan Bergizi Gratis
-
Demo Pati Memanas, Pemakzulan Bupati Sudewo Menggema, Gubernur Luthfi Minta Jalur DPRD
-
Bank Mandiri Wirausahakan Petani Kebumen, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
-
Niat Hati Minta Maaf, Bupati Pati Sudewo Malah Dilempar Botol, Publik Geram: Tidak Punya Malu!