Ronald Seger Prabowo
Rabu, 11 Mei 2022 | 17:30 WIB
Karya Mural Sosial di Kota Magelang Jadi Korban Vandalisme, Warganet Murka Sebut Pelaku Cacat Mental
Mural karya Subki dan Tommy di salah satu tembok bangunan di Jalan Kalimas, Menowo, Kota Magelang dirusak orang tidak dikenal. Aksi vandalisme diduga terjadi pada Minggu (8/5/2022) malam. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJawaTengah.id - Aksi vandalisme menyasar lukisan mural karya duo seniman Kota Magelang, Subki dan Tommy. Karya mural di tembok sepanjang 5 meter itu ditimpa tulisan yang tidak jelas maknanya.

Tommy mengaku mengetahui karyanya dirusak orang pada Senin (9/5/2022) pagi. Tidak sengaja dia melintasi Jalan Kalimas, Menowo dan menemukan lukisannya di-vandal.

“Kayak ada chemistry. Pagi saya antar anak sekolah perasaan kok pingin lihat sini. Saya kaget. Mau saya foto, tapi handphone ketinggalan,” kata Tommy saat dijumpai di lokasi muralnya yang dirusak, Rabu (11/5/2022).

Begitu tiba di rumah banyak pesan masuk dari teman-temannya yang mengabarkan lukisan muralnya dirusak orang. “Saya sudah nggak kaget," ucapnya.

Perusakan diperkiran terjadi pada Minggu (8/5/ 2022) malam. Sebab beberapa orang yang melintasi Jalan Kalimas, Menowo pada pagi dan sore hari, melihat gambar masih utuh.

Tommy punya kebiasaan untuk sesekali mendatangi kembali lokasi dia membuat mural. Cuma untuk sekadar duduk dan memandangi karya muralnya.  

Jadi begitu mengetahui karyanya dirusak, Tommy mengaku kecewa. Dia menyebut aksi ini sebagai vandalisme yang bertujuan merusak karya seni dengan cara yang kasar.

“Ya saya pribadi kecewa. Dengan aksi vandal ini saya kecewa. Cuma karena street art hukumnya tumpuk-tumpukan, ya mau bagaimana lagi?," tanya dia.

Tommy mengaku pengerjaan mural di Jalan Kalimas, sudah atas izin pemilik bangunan. Tommy dan Subki juga meminta izin kepada Wali Kota Magelang agar karyanya tidak dianggap ilegal.

Baca Juga: Polisi Ciduk Satu Pelaku Vandalisme di Jalan Siliwangi Bandung

Kepada Pemerintah Kota Magelang dan pemilik bangunan, kedua seniman ini menyerahkan sket mural yang akan digambar.   

“Dari Pak Wali Kota, kami ke yang punya rumah, Pak Wiguna. Itu kami izin nggak cuman lisan, takutnya bisa berubah pikiran. Kami minta izin tertulis ada materai dan tanda tangan,” kata Tommy.

Butuh 2 hari pengerjaan bagi Subki dan Tommy untuk menyelesaikan mural bertema kepedulian terhadap sesama ini. Mereka berdua melukis bersama dari pagi hingga sore.

“Mural di Menowo ini tagline-nya, anak yatim piatu tidak meminta, tapi kita wajib  peduli. Berbagi. Entah dalam bentuk apapun, bisa bantu pendidikan, bantu segalanya lah. Harapannya seperti itu.”

Tokoh yang diambil dalam tema mural mereka adalah Punokawan: Semar, Gareng, Bagong, Petruk.

Menurut Tommy dan Subki, karakter Punokawan terutama Semar, cocok mewakili jiwa ngemong anak-anak.

Load More