SuaraJawaTengah.id - Ormas Relawan ProJo menunggu arahan Presiden Joko Widodo dalam menghadapi kontestasi Pilpres 2024. Mencari figur pengganti Joko Widodo.
Arahan Joko Widodo tersebut menurut Ketua Umum ProJo, Budi Arie Setiadi akan disampaikan melalui Rapat Kerja Nasional ProJo yang diadakan di Balkondes Ngargogondo, Borobudur, 21-22 Mei 2022.
“Kita akan menghadapi konstestasi di 2024, pilpres dan pileg. Secara konstitusi itu yang diamanatkan konstitusi sekarang. Kami menunggu arahan dan perintah serta komando dari Pak Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina ProJo,” kata Budi Arie Setiadi disela bakti sosial rangkaian Rakernas ProJo, Jumat (20/5/2022).
Budi mengatakan Rakernas ke-5 dengan tema “Haluan Baru ProJo” akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.
Berbeda dengan Presiden Joko Widodo yang mulai ‘berkemas’ dari Istana karena masa jabatannya habis pada 2024, ProJo sebagai ormas akan terus mengawal jalannya pemerintahan.
“ProJo nggak akan berkemas-kemas. Selama masih ada perjuangan rakyat, harapan rakyat, ProJo harus tetap ada,” paparnya.
Dalam Rakernas ProJo akan dirumuskan arahan politik, tantangan, dan harapan masyarakat kepada calon presiden 2024. Rakernas diharapkan menghasilkan kriteria calon presiden masa depan.
Budi Arie yang juga Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal menilai, Presiden Joko Widodo adalah pemimpin yang membawa arus perubahan dalam 8 tahun terakhir.
Menjadi penting mencari figur pengganti presiden yang memiliki karakter dan visi mirip Joko Widodo. “Supaya lahir lagi pemimpin pengganti Pak Jokowi kedepan, orang-orang yang seperti beliau," ujar dia.
Baca Juga: Selain Indonesia, Ini 5 Negara yang Perbolehkan Warganya Lepas Masker
Dalam bakti sosial rangkaian pembukaan Rakernas, DPP Ormas Relawan ProJo membagikan sekitar 80 sepeda untuk warga di 20 desa se-Kecamatan Borobudur.
Bakti sosial juga memberikan bantuan cat, tempat sampah, dan mesin pencacah sampah untuk warga Borobudur.
“Tempat wisata itu harus bersih. Sehingga kita harus bersih harus hijau. Spirit kita cat, pohon-pohon, mesin pencacah sampah. Itu juga aspirasinya dari Kepala Desa dan Pak Camat. Bukannya kita tebak-tebak," jelasnya.
Sampah menurut Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal menjadi fenomena di daerah-daerah padat, daerah wisata, serta daerah algomerasi.
“Semua problemnya sampah. (Kami) paham itu. Itu kan urusan pemerintah kabupaten untuk beresin,” ujar Budi Arie.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025