Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 23 Mei 2022 | 17:35 WIB
Anggota dan Pengurus Komunitas Janda Kreatif Banjarnegara. [Dok Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Ini dia anggota dan pengurus komunitas janda. Meski para janda di Banjarnegara membentuk komunitas, namun anggotanya justru di dukung untuk menikah lagi.

"Kami dukung untuk menikah lagi. Nanti akan kami wisuda dan beri plakat," ungkap Riningsih atau Rini Geboy, ketua Komunitas Janda Kreatif Banjarnegara, Senin (23/5/2022).

Dirinya juga berharap, anggotanya yang menikah lagi tidak akan kembali ke dalam komunitas.

"Kalau sudah menikah, jangan sampai masuk komunitas ini lagi, harapannya ya menikah untuk sampai akhir hayat," ujarnya.

Baca Juga: Pernikahan Maudy Ayunda Bikin Gempar, Nama Asli sang Suami Jadi Sorotan

Ia menekankan, komunitas Jaket atau Janda Kreatif yang dibentuk adalah sebagai wadah untuk saling dukung dan saling rangkul.

Ia menampik apabila komunitas janda dibuat untuk mencari perhatian para pria.

"Bukan untuk gaya-gayaan apalagi mencari perhatian pria untuk dijadikan suami, tidak," katanya.

Ia menyebut, komunitas ini dibentuk untuk pemberdayaan agar para janda bisa lebih berkualitas dan mandiri.

"Lebih untuk pemberdayaan. Karena nanti ada pelatihan dan kolaborasi yang nantinya para janda bisa lebih berkualitas dan mandiri secara ekonomi," jelasnya.

Baca Juga: Mensesneg Pratikno dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Jadi Saksi Pernikahan Adik Jokowi

Meski diksi janda kurang ramah diterima oleh masyarakat, namun anggota komunitas ini mencapai ratusan.

"Di grup komunitas sudah ada 100 lebih, itu jumlahnya berubah-ubah, kadang nambah kadang berkurang, " ungkap Rini.

Ia mengungkapkan, status janda saat ini masih kerap ditutupi lantaran malu.

"Kadang ada yang keluar grup itu karena dia malu. Kami paham dan maklum. Jadi tidak apa apa karena ini tidak mengikat," terangnya.

Menyandang status janda memang butuh mental yang kuat. Salah satu anggota komunitas janda, Maria mengatakan, fakta menjadi janda memang lebih banyak pahitnya.

"Saya sudah 4 tahun ini menjadi janda usai suami meninggal dunia. Rasanya jadi janda macam-macam banyak pahitnya. Makanya saya senang dengan adanya komunitas ini, bisa untuk saling bercerita," ujar Maria.

Justru dengan adanya komunitas ini, Maria merasa memiliki tempat untuk saling merangkul sesama janda. Terlebih usai ditinggal suami, ia harus mencukupi semua kebutuhan keluarga.

"Ini memang sangat membantu. Karena ada pemberdayaan, latar belakang anggota kan berbeda jadi bisa saling membantu. Karena  kita harus bisa mencukupi kebutuhan sendiri," pungkasnya.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More