SuaraJawaTengah.id - Ternak yang diperjualbelikan di pasar hewan Kabupaten Magelang kebanyakan tidak dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan. Menyulitkan pengawasan penyebaran penyakit mulut dan kuku.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Peterikan), Joni Indarto, ternak yang dijual di pasar hewan Muntilan ada yang berasal dari luar daerah.
Termasuk dari Jawa Timur yang tercatat sebagai salah satu daerah paling parah penyebaran PMK. Sebanyak 3,4 ribu ternak di Jatim terinfeksi virus penyakit mulut dan kuku.
“Di Pasar Muntilan, hewan ternaknya dari mana-mana. Ada pedagang dari Jawa Timur, beberapa kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dari Boyolali,” kata Joni kepada wartawan Selasa (24/5/2022).
Padahal banyak diantara hewan yang dijual di pasar ternak Muntilan tidak dilengkapi surat keterangan kesehatan.
“Kami juga sulit untuk mengidentifikasi. Banyak yang tidak dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan," ujarnya.
Hal itu yang menyebabkan Dinas Peterikan menutup seluruh pasar hewan di seluruh wilayah Kabupaten Magelang. Pasar ditutup 14 hari, mulai hari ini, hingga lewat masa inkubasi virus.
Selama pasar hewan ditutup, Dinas Peternakan akan mengintensifkan pengawasan ternak milik petani. Terutama ternak yang diduga sudah tertular penyakit mulut dan kuku.
Hingga siang ini 9 ekor sapi dan 1 kerbau di Kabupaten Magelang diduga terjangkit virus penyakit mulut dan kuku. Dokter hewan sedang mengawasi perkembangan virus ini di Magelang.
Baca Juga: 76 Kasus Suspek PMK, Bupati Kediri Ancang-ancang Penutupan Pasar Hewan
“Kami melihat nanti apa ada suspek lagi. Pasar ditutup karena pusat kesehatan hewan kan terbatas. Dokter hewan juga cuma ada beberapa. Kita jadi bisa konsentrasi kepada masyarakat,” ujar Joni.
Sampel dari sapi yang diduga terjangkit PMK sudah dibawa ke Laboratorium Balai Besar Veteriner Wates. Dinas Peterikan Magelang belum bisa memastikan kapan hasil lab keluar.
Jumlah sapi di Kabupaten Magelang saat ini sekitar 80 ribu ekor. Sedangkan jumlah kambing dan domba sekitar 160 ribu ekor.
Penyakit mulut dan kuku sebenarnya bukan penyakit baru. Tahun 1986 Indonesia pernah mendeklarasikan bebas dari penyakit yang mengancam populasi ternak ini.
Penularan virus yang menyerang mulut dan kuku ternak sapi, kerbau, dan kambing ini terbilang cepat dan sulit diberantas. Sapi yang telanjur terjangkit akan menjadi inang virus (carrier) selama kurang lebih 2 tahun.
Lamanya virus bercokol pada domba dan kambing bisa mencapai 6 bulan. Meski termasuk penyakit mematikan bagi ternak, belum ada temuan klinis yang menyebutkan virus ini dapat menulari manusia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025