Di desa tersebut terjadi penurunan produksi cabai mencapai 50 persen lebih, dari 50 ton perhari menjadi 10 hingga 20 ton perhari.
Penurunan tersebut dikarenakan cuaca buruk yang melanda Jawa Tengah beberapa pekan terakhir.
Selain cuaca buruk, mahalnya pupuk dan pestisida membuat para petani tak lagi menanam cabai.
Diterangkan Sutrisno, satu di antara petani cabai di Desa Ceklatakan, areal pertanian cabai mencapai 30 hektar, namun ditinggalkan separuhnya.
"Sekarang hanya 15 hektar yang ditanami cabai, sisanya digunakan untuk menanam kentang dan jeruk," jelasnya.
Kondisi tersebut diakui Sutrisno lantaran mahalnya biaya tanam, pupuk dan pestisida yang meningkat 100 persen.
"Dulu pupuk satu karung hanya Rp 50 ribu, sekarang bisa Rp 120 ribu. Banyak petani yang tidak kuat membeli pupuk untuk merawat cabai, karena tanaman cabai butuh banyak pupuk. Alhasil kualitas dan kuantitas cabai menurun, ditambah lagi banyak yang beralih menanam kentang dan jeruk," terangnya.
Ia menambahkan, harga cabai di tingkat petani sudah tinggi di angka Rp 35 ribu perkilogramnya.
"Pastinya di tingkat pembeli juga semakin tinggi. Kami berharap pemerintah memperhatikan kondisi ini, mahalnya pupuk dan pestisida harusnya dipikirkan," ucapnya.
Baca Juga: Makin Pedas! Harga Cabai Merah di Pekalongan Tembus Rp 60 Ribu Per Kilogram
Kontributor : Aninda Putri Kartika
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan