SuaraJawaTengah.id - Berbagai langkah dilakukan pemerintah daerah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Meski demikian, DPRD Jawa Tengah mendesak kepada Pemprov Jateng untuk segera melakukan pengadaan vitamin ternak guna menjaga kekebalan tubuh ternak agar tidak tertular PMK.
"Pemprov Jateng harus secepatnya melakukan pengadaan vitamin, karena kabupaten/kota yang terdapat kasus PMK sangat membutuhkan agar kasus PMK tidak semakin meluas," kata anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah Setia Budi Wibowo dilansir dari ANTARA, Jumat (10/6/2022).
Sementara jumlah populasi ternak di Jateng yang berpotensi tertular PMK, kata dia, berkisar 8 juta ekor. Sehingga upayanya saat ini dengan memberikan vitamin untuk meningkatkan antibodinya.
Pemerintah kabupaten atau kota, kata dia, hingga kini kesulitan menganggarkan karena tidak tersedia alokasi untuk pengadaan vitamin.
Sementara pemanfaatan dana tidak terduga juga tidak bisa karena belum ada surat dari pusat yang menyebutkan kondisi darurat wabah PMK.
Obat untuk penyembuhan ternak yang terpapar PMK, kata dia, juga belum tersedia, karena penyakit tersebut belum ada obatnya. Sedangkan vaksin untuk meningkatkan imunitas ternak yang ditunggu para peternak juga belum tersedia.
"Kabarnya Pemerintah Pusat baru bisa membagikan vaksin tersebut pada pertengahan Juli 2022. Dengan waktu tunggu setengah bulan harus diantisipasi dengan pemberian vitamin agar kasus PMK tidak semakin bertambah," ujarnya.
Saat ini saja, kata dia, jumlah kasus suspek PMK tercatat sebanyak 10.593 ekor yang tersebar di 32 kabupaten/kota. Hampir semua pasar ternak di Jateng juga ditutup demi mencegah penyebarannya semakin meluas.
Baca Juga: Tak Ada Penanganan dari Dinas, Peternak di Magetan Resah Akhirnya Suntik Sendiri Sapinya Gegara PMK
Dari jumlah ternak yang suspek atau dicurigai terpapar PMK tersebut, sekitar 292 ekor di antaranya terkonfirmasi positif PMK.
Awalnya, imbuh politisi dari PKS itu, temuan kasusnya hanya 86 ekor di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Rembang, Banjarnegara, dan Boyolali.
"Rendahnya ternak yang terkonfirmasi PMK karena terbatasnya jumlah reagen untuk mengecek ada tidaknya virus yang mengakibatkan ternak terpapar PMK," ujarnya.
Meskipun kasus PMK merebak di 32 kabupaten/kota di Jateng, kata dia, angka mortalitas ternak hanya 5 persen. Sementara daging hewan ternak yang suspek PMK juga masih bisa dikonsumsi masyarakat dengan catatan dimasak dengan benar, sedangkan kaki dan mulut ternak sebaiknya dibuang dan jangan dikonsumsi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025