SuaraJawaTengah.id - Kasus Stunting masih banyak ditemukan di Indonesia. Butuh kesadaran dari masyarakat untuk mencegah masalah gizi buruk tersebut.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Eni Gustina menyarankan jarak kehamilan idealnya minimal tiga tahun dari kelahiran anak sebelumnya, guna mencegah stunting atau gagal tumbuh pada anak.
"Sesuai dengan hasil penelitian yang ada, kita sarankan minimal tiga tahun jaraknya. Jadi setelah tiga tahun, silakan untuk berencana hamil lagi," kata Eni dikutip dari ANTARA pada Minggu (10/7/2022).
Menurut Eni, jarak kehamilan minimal tiga tahun tersebut bertujuan memberikan waktu agar rahim ibu dapat kembali normal usai melahirkan anak sebelumnya.
"Bayangkan, saat hamil itu, rahim dari sebesar telur ayam bisa sampai lima kilogram, diisi bayi dengan berat tiga kilogram, itu kan sebuah perkembangan luar biasa yang terjadi dalam jangka waktu 270 hari. Dari melar ke balik normal lagi kan susah. Jadi perlu recovery dulu. Kembalikan dulu rahimnya sampai betul-betul sempurna kecilnya," jelas Eni.
Dia menambahkan, saat rahim ibu sudah pulih dan benar-benar siap untuk hamil lagi, maka hal tersebut akan meminimalisir risiko stunting pada anak yang dikandungnya. Selain itu, juga dapat meningkatkan kecerdasan si kakak sebab dia mendapatkan pengasuhan dan perhatian yang penuh dari ibu di usia emasnya.
"Jadi memang spacing menjadi sangat penting untuk mencegah stunting dan sangat penting untuk berkontribusi pada kecerdasan anak," imbuh Eni.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH menambahkan, jarak kehamilan yang pendek akan mengganggu gizi ibu hamil. Hal tersebut, menurut dia, disebabkan kondisi ibu yang belum benar-benar pulih usai melahirkan.
"Ibunya belum recovery penuh, kita lihat dalam dalam dua tahun itu dia masih menyusui, masih harus merawat anaknya, tidurnya masih kurang, karena kalau punya bayi itu sulit untuk tidur cukup. Ini akan berdampak pada gizinya yang kurang baik, ini juga tentunya akan mempengaruhi jika dia terpaksa harus hamil lagi," ujar Dwiana.
Baca Juga: Ngorbit: Zara Leola feat. Enda Ungu - She's Nothing
Untuk itu, Erni mengatakan bahwa setelah melahirkan, para ibu disarankan melakukan KB jangka panjang, minimal tiga tahun guna mencegah jarak kehamilan yang terlalu dekat.
Adapun KB pasca persalinan yang dapat menjadi pilihan, kata Erni, di antaranya adalah kondom, pil, KB suntik, implan, hingga alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
"Kami selalu ingatkan kepada pasangan usia subur untuk bisa menggunakan kontrasepsi sepuluh menit pasca plasenta lahir, yaitu dengan menggunakan IUD atau pemasangan implan satu batang. Itu yang kami rekomendasikan," kata Erni.
Saat ini, Erni mengatakan BKKBN sendiri telah mengeluarkan surat edaran untuk memperkuat edukasi KB pasca persalinan. Capaian KB persalinan pun ditargetkan dapat meningkat hingga 70 persen.
"Karena ini akan berpengaruh terhadap penurunan stunting dan pastinya berdampak pada penurunan kematian ibu dan bayi. KB pasca persalinan juga ibunya dapat melakukan recovery usai persalinan serta memberikan perhatian penuh kepada anaknya," imbuh Erni.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Ini Deretan Kesiapan Tol Semarang-Solo Sambut Lonjakan Pengguna Jalan Akhir Tahun
-
UMKM Malessa Tumbuh Pesat, Serap Tenaga Kerja dan Perluas Pasar
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial