
SuaraJawaTengah.id - Psikolog Anak dan Keluarga Maharani Ardi Putri mengatakan pelindungan anak dari virus intoleransi, radikalisme, dan terorisme sejatinya bagian dari menyelamatkan masa depan bangsa.
Menurut dia, radikalisasi pada usia dini sengaja dilakukan karena anak punya daya reseptif yang kuat dalam penerimaan berbagai hal baru.
"Anak merupakan simpul penerus generasi yang menjadi sasaran empuk kelompok radikal dalam melakukan kaderisasi," kata Maharani Ardi Putri, M.Si., Psi. dikutip dari ANTARA pada Selasa (26/7/2022).
Maharani menyebut metode pencegahan yang sistematis dapat melibatkan semua pihak baik orang tua, guru, maupun pemerintah dan kementerian/lembaga.
Hal tersebut, lanjut dia, merupakan cara yang efektif guna melindungi anak dari virus intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Dikatakan pula bahwa sebenarnya nilai toleransi dan sebagainya itu harus ditanamkan dari kecil secara sistematis.
"Tidak hanya dalam bentuk mata pelajaran, tetapi harus ajari dari segi behavior-nya dan perasaannya. Jadi, pembelajaran kita tentang nasionalisme, tentang toleransi, dan kerukunan harus disusun secara sistematis berjenjang dari TK sampai kuliah," ujar Maharani.
Maharani memandang perlu pendekatan sistematis agar menghasilkan keberlanjutan. Tidak bisa hanya orang tua, tetapi juga sekolah.
"Akan lebih efektif jika penanaman nilai tersebut dilakukan secara kolaboratif oleh semua pihak," katanya.
Baca Juga: Ucap Ikrar Setia kepada NKRI, Anggota Khilafatul Muslimin Cianjur Mau Bantu Tangkal Radikalisme
Dosen pada Fakultas Psikologi Universitas Pancasila ini berpendapat bahwa yang paling baik adalah semua pihak berkolaborasi sehingga akhirnya anak-anak sepanjang waktu mereka berinteraksi dengan dunia sosial. Mereka sudah terbiasa mendapat nilai toleransi, kerukunan, dan sebagainya.
Dikemukakan bahwa semangat radikalisme dan fanatisme paling efektif jika dibangun sedari dini mulai masa kanak-kanak agar nilai-nilai dan ajaran yang ditanamkan akan terus terbawa oleh anak hingga dewasa.
Ditegaskan pula bahwa paling efektif dibangun dari kecil karena segala sesuatu yang tinggal dengan orang tua dari kecil akan terus terbawa sama dengan orang tua mereka.
"Hal ini akan sangat mudah menanamkan nilai kepada anak kecil karena mereka belum tahu yang lain-lain. Apalagi, misalnya lingkungan sosialnya ditutup, jadi 'kan mereka enggak bisa belajar dari yang lain," kata Maharani.
Dia berharap seluruh pihak harus sadar bahwa semua pihak harus berkompetisi dengan kondisi atau fakta tersebut. Bahkan, orang tua juga harus mendapatkan sosialisasi tentang penanaman nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan keberagaman serta program yang menyadarkan kembali orang tua agar dapat kembali ke akarnya, Indonesia.
Ia mengemukakan bahwa orang tua punya peranan besar untuk mengajarkan hal itu dari kecil. Akan tetapi, tidak semua orang tua punya pemahaman dan pengetahuan yang sama tentang itu, bahkan kadang yang dewasa juga sudah terpapar lebih dahulu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
Pilihan
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
-
Sri Mulyani: Mengelola Anggaran Tanpa Transparansi Pasti Banyak Setan
-
Sempat Dikabarkan Meninggal, Wartawan Tuturpedia Selamat dan Dirawat di RSUD Soewondo
Terkini
-
Bank Mandiri Wirausahakan Petani Kebumen, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
-
Niat Hati Minta Maaf, Bupati Pati Sudewo Malah Dilempar Botol, Publik Geram: Tidak Punya Malu!
-
Banjir Air Mineral di Alun-alun Pati: Balasan Menohok Warga Atas Ucapan Arogan Bupati Sudewo
-
Kantor Kejaksaan Dijaga TNI, Kajati Jateng Wanti-wanti: Jangan Arogan dan Sulitkan Warga!
-
Mahasiswa Temanggung Merapat! Beasiswa S1 Rp 6 Juta per Tahun dari Baznas, Kuota Masih Separuh!