SuaraJawaTengah.id - Cuaca kian tak menentu. Bencana alam semakin menjadi. Hal ini diprediksi karena semakin nyatanya perubahan iklim yang sudah dikhawatirkan oleh para ilmuwan sejak beberapa tahun terakhir.
Terakhir Presiden Jokowi memerintahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi risiko perubahan iklim dan dampaknya secara menyeluruh.
Selain berdampak meningkatnya bencana alam, perubahan iklim juga mempengaruhi siklus tanam lahan pertanian. Namun tak sedikit juga para petani yang menganggap perubahan iklim menjadi biangkeroknya.
Tasiman (64) satu diantaranya. Ia menjadi petani di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas sejak usianya masih muda. Saat itu, ia mengaku dalam satu tahun bisa panen sebanyak tiga kali. Namun kondisinya berubah dalam 3 dekade ini.
"Saya jadi petani sejak masih muda, tahun 70 an. Dahulu panen padi itu bisa tiga kali dalam setahun sebelum tahun 80 an. Tapi sekarang tidak bisa, karena masalah pengairan," katanya saat ditemui disela memanen padi, Kamis (11/8/2022).
Dahulu, air yang bersumber dari Sungai Banjaran mengalir untuk mengairi persawahan di daerah sini. Namun ia mengira, sejak banyaknya perumahan di Purwokerto kondisinya berubah.
"Orang yang bertani kan bukan cuma sini saja. Ada di daerah Kedungrandu, lalu Sidabowa. Jadi air tidak hanya dipakai sini saja. Jadi gantian pakai airnya," terangnya.
Padahal, jarak lahannya dengan Sungai Serayu hanya bekisar 1 km an, tapi kontur lahannya yang berada di sebelah utara sungai tersebut tidak memungkinkan untuk mengairi lahan pertaniannya.
"Kalau dari Serayu yang bisa pakai dari daerah Gombong sampai Cilacap. Memang susah untuk pengairan," jelasnya.
Baca Juga: Agar Produktivitas Tidak Terganggu, Kementan Dorong Petani Ikut Program AUTP
Ia sudah sejak lama meninggalkan metode perhitungan jawa untuk diterapkan dalam pertanian. Karena sudah tidak memungkinkan melihat cuaca yang sudah tidak tentu.
Berita Terkait
-
Kemenhut dan Kemnaker Teken MoU Perluas Lapangan Kerja dan Pemberdayaan Petani Hutan
-
Tarif Trump Bikin Petani Sawit Menjerit, Prabowo Diminta Lakukan Ini
-
Burung Hantu Jadi Andalan Prabowo Basmi Tikus di Sawah: Mitos atau Fakta?
-
Solusi Anti-Mainstream Prabowo: Burung Hantu Jadi Andalan Berantas Hama Tikus di Sawah
-
Penyerapan Gabah Petani Mencapai 725.000 Ton Setara Beras: Rekor Tertinggi Bulog 10 Tahun Terakhir
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- TIPU UGM Daftarkan Gugatan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi ke Pengadilan
- Rebut Mic dari Pengacara, Adab Lisa Mariana Kena Sentil Psikolog: Emang Ini Sinetron?
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Mengungkap Kerajaan Gaib di Pantai Glagah Wangi Demak
-
Bisa Bikin Merinding! Misteri Penampakan Kepala Menggelinding di Jalan Grojogan Blora
-
BRI Pattimura Tawarkan Layanan BRIguna kepada Pegawai BAPAS Semarang
-
Pemprov Jateng Siapkan Strategi Komprehensif Lindungi Pekerja Migran
-
Harapan Baru Pasien Kanker Darah, RSUP Kariadi Hadirkan Layanan Cangkok Sumsum Tulang