SuaraJawaTengah.id - Dampak krisis gandum menyebabkan pemilik warung Indomie bersiap menaikkan harga. Bagaimana nasib para pelajar dan mahasiswa berkantong tipis.
Eko Purwanto (56 tahun) adalah pemilik warung Indomie (warmindo) Roda Dua. Berada di Jalan Mertoyudan 1, warung Indomie ini berada di “jantung” pusat jajan anak-anak muda.
Di dekatnya berdiri Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) dan Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan. Warmindo Roda Dua dikelilingi kosan para mahasiswa.
“Kebanyakan pelanggan kami anak sekolah sama pegawai di dekat sini. Ada juga anak-anak UMM dan Seminari,” kata Eko saat ditemui di warungnya, Minggu (13/8/2022).
Menyasar pelanggan pelajar dan mahasiswa, warmindo Roda Dua mematok harga sesuai kemampuan kantong yang cekak. Cukup mengeluarkan uang Rp9.000 sudah bisa menikmati seporsi Indomie rebus plus telur.
Jika kiriman uang bulanan dari orang tua belum datang, menu makan bisa diatur lebih irit. Maka jadilah mie instan tanpa telur seharga Rp6.000 menjadi pengganjal perut.
Menurut Eko, warung Indomie miliknya memang diperuntukan bagi pelanggan kalangan menengah ke bawah. Menu paling mahal ayam geprek dan soda gembira, dikasihnya harga Rp10 ribu.
“Kami bukan untuk melayani orang-orang menengah ke atas. Khusus untuk anak-anak sekolah. Tempatnya kan juga enak,” ujarnya.
Dengan harga mie instan yang terjangkau, pelanggan sudah bisa nongkrong ditemani akses wifi yang lumayan kenceng. Beberapa pelanggan tampak asik bermain game online ditemani segelas kopi sachet.
Baca Juga: Suara Pedagang Warmindo Yogya Soal Isu Harga Mi Instan Naik 3 Kali Lipat
Rencana pemerintah menaikkan harga mie instan membuat Eko galau. Dia bingung bagaimana menyiasati harga mie instan di warungnya agar tetap terjangkau kocek pelajar dan mahasiswa.
“Kalau jadi naik ya tetap merepotkan masyarakat. Kalau untuk pegawai mungkin nggak masalah. Tapi untuk anak-anak sekolah yang saya sayangkan. Mereka nggak terjangkau lagi untuk beli Indomie,” ungkap dia.
Eko baru 4 bulan belakangan ini membuka warung yang menyajikan mie instan. Warung mie instan itu dibukanya jadi satu dengan kios ikan hias.
“Lumayan dari hasil jualan ikan hias bisa untuk bayar wifi, air, dan listrik. Ada modal sedikit-sedikit yang bisa kita putar untuk warung Indomie,” paparnya.
Menurut Eko, penyesuaian harga sajian mie instan di warungnya akan bergantung pada kenaikan harga yang nantinya ditetapkan pemerintah.
“Kalau nanti Indomie harga per bungkus naik jadi Rp3 ribu atau Rp4 ribu, kita bingung juga mau bagaimana,” jelas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025